
TARAKAN – PSM Makassar yang bertandang ke kandang Madura United dalam lanjutan pekan ke-32 Liga 1 2022-2023 meraih hasil maksimal, Jumat (31/3) pukul 21.30 Wita. PSM pun memastikan diri sebagai juara Liga 1 dengan poin sementara 72. Poin tak mampu dikejar Persib Bandung yang berada di posisi kedua klasemen. Kendati Maung Bandung, julukan Persib, sapu bersih sisa laga dengan kemenangan.
PSM Makassar tampil impresif di kandang Madura United, Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan. PSM membuka skor lebih cepat di menit ke-4 melalui kaki legion asingnya, Wiljam Plium setelah memanfaatkan umpan Y. Sayuri. PSM Kemudian menggandakan keunggulan di menit ke-10, Wiljam Pluim memaksimalkan sepak pojok Y. Sayuri dengan sundulan. Sementara di partai lain, Persija Jakarta unggul 1-0 atas Persib Bandung berkat gol Riko Simanjuntak di menit akhir babak pertama.
Di babak kedua, PSM Makassar kembali melesatkan gol ke gawang Madura United di menit ke-48 melalui sepakan gelandang Kenzo Nambu. PSM unggul 3-0. Madura United kemudian memperkecil ketertinggalan di menit ke-51 melalui gol Hugo Gomes dos Santos Silva. Hingga peluit babak kedua berbunyi, laga pun berkesudahan 3-1 untuk kemenangan PSM atas Madura United.
Sementara Persija memetik poin penuh di kandang dengan skor 2-0 dan memastikan Persib tersisih dari perburuan juara Liga 1 2022-2023.
PENANTIAN 23 TAHUN
Penantian 23 tahun itu berakhir indah malam ini. PSM Makassar mengangkat trofi Liga Indonesia: gelar yang terakhir diraih pada musim 1999-2000 silam. Sebelumnya, pelatih PSM, Bernardo Tavares mengatakan, anak asuhnya akan memberikan yang terbaik di lapangan. “Saya pastikan pemain akan berjuang dan memberikan performa terbaik di lapangan. Tapi, tidak ada garansi kami pada akhirnya bakal berpesta,” kata pelatih PSM Bernardo Tavares, Kamis (30/3).
Juku Eja, julukan PSM, pun memutus kutukan away di Pamekasan. Sejak Liga 1 2017, sudah empat kali mereka bermain di kandang Madura United. Hasilnya, tidak ada hasil positif. PSM selalu kalah dalam empat laga tersebut. Mereka bahkan kebobolan delapan gol dan hanya mencetak satu gol. Tavares tahu “kutukan” itu.
Tapi, PSM di bawah komando Tavares sebelumnya memecahkan kutukan. Sebelumnya, PSM juga belum pernah menang ketika away ke Surabaya. Tavares kemudian mampu membawa PSM menang 1-0 atas Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik (24/2). “Ini karena semua elemen, mulai dari pemain, staf, sampai suporter bersatu,” ungkap pelatih 42 tahun itu.
Tavares agak kecewa karena laga tidak dihadiri suporter. “Ini bukan masalah kami berpesta. Tapi pasti suporter Madura United dan PSM sama-sama ingin hadir di stadion,” beber pelatih berkepala plontos itu.
LEGENDA DARI SURABAYA DAN BRASIL
Kali terakhir Aji Santoso mengangkat trofi Liga Indonesia 23 tahun yang lalu. Tepatnya kala PSM Makassar menjadi juara pada musim 1999-2000. Aji memang bagian dari skuad juara. Dia adalah bek kiri utama Ayam Jantan dari Timur pada musim itu.
Setelah lebih dari dua dekade, pelatih 52 tahun tersebutakhirnya melihat PSM kembali merengkuh gelar juara. Sebagai salah seorang legenda PSM, Aji berharap yang terbaik untuk mantan timnya. “Kalau memang PSM besok (hari ini) jadi juara, saya ucapkan selamat untuk mereka,” kata pelatih Persebaya Surabaya itu kepada Jawa Pos (Jawa Pos Group).
Dia berbicara sebagai legenda klub. Menurut Aji, PSM musim ini tampil solid. “Jika PSM juara, ya itu karena semua komponen di sana berkolaborasi dengan bagus. Mulai dari manajemen, pelatih, pemain, hingga faktor suporter juga turut memberikan peran,” jelasnya.
Dia juga melihat Jan Pluim dkk tampil sangat solid musim ini. Terbukti, mereka hanya dua kali menelan kekalahan sejauh ini. “PSM mampu memadukan pemain asing senior dan pemain muda dengan sangat baik,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari Brasil. Adalah Carlos de Mello yang tak sabar melihat PSM mengangkat trofi. Pria asal Brasil itu adalah gelandang utama kala PSM juara musim 1999-2000. “Selama saya di Brasil, saya jarang mengikuti Liga 1. Tapi, begitu tahu PSM berpeluang juara, saya kaget. Tapi, saya sangat senang dan bahagia,” kata Carlos saat dihubungi Jawa Pos (Jawa Pos Group).
Pria 55 tahun itu masih ingat pawai juara musim 1999-2000. Kota Makassar sangat padat kala itu. Dia yakin, jika PSM jadi juara, konvoi akan jauh lebih besar dibanding 2000 lalu. “Yang jelas, saya tidak bisa datang ke Makassar. Saya hanya bisa memberi ucapan selamat yang tulus dari Brasil untuk PSM,” terang pria yang kini menjadi agen pemain itu. (gus/c17/ali/jpg/lim)