PESONA alam Borneo layak diunggulkan dalam sektor kepariwisataan. Meski di antara objek wisata alam itu belum banyak dikenal masyarakat.
Salah satunya air terjun Marang Satap di Desa Long Sule, Kecamatan Kayan Hilir, Malinau. Air terjun Marang Satap memiliki keunikan tersendiri bagi parah pelancong yang hobi berpergian menikmati pemandangan alam. Mudah ditemui pelangi di kawasan itu. Pelangi muncul karena sinar cahaya matahari yang menjalani refleksi karena air.
Petrus, warga Desa Long Sule dan Long Pipa mengungkapkan, air terjun ini memang dikenal dengan fenomena pelangi di pagi hari. Oleh karena itu air terjun tersebut akrab disebut air terjun Pelangi Marang Satap. “Kalau sedang tidak hujan, kita pasti melihat pelangi di atas air. Menurut orang warna pelangi ini ada karena pantulan sinar matahari menyinari tebing batu,” tukasnya (21/11).
Meski air terjun Marang Satap terkenal dengan keunikan dan keindahannya, namun objek wisata tersebut belum dikelola maksimal oleh pemerintah. Aksesnya cukup jauh. Sehingga warga yang ingin berkunjung harus melewati jalan seadanya dan melalui hutan lebat. Meski demikian, Kecamatan Kayan Hilir mewacanakan akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengelola kawasan itu.
“Rencana kami ke depannya nanti punya harapan air terjun itu nanti dikelola BUMDes juga, nanti kami usul ke dinas pariwisata pembuatan jalan. Karena sekarang kan aksesnya masih hutan. Tapi rumah tunggu (pendopo) ada sekarang ini itu pun dibuat warga, jadi tidak ada rencana untuk retribusi,” ujarnya.
Selain itu, perencanaan jangka panjang Kecamatan Kayan Hilir merencanakan adanya fasilitas seperti penginapan atau tempat berehat lainnya untuk menarik pengunjung luar daerah untuk datang. “Kami bermimpi ada vila di sana nanti banyak tempat untuk bersantai retribusi mungkin bisa diprogramkan untuk pendapatan desa,” ujarnya.
Ia menerangkan, jika air terjun tersebut kerap dikunjungi turis asing maupun turis lokal. Ia berharap dengan semakin tersiarnya lokasi air terjun Marang Satap, akan membawa dampak positif bagi masyarakat Long Sule dan Long Pipa.
“Ada juga kunjungan dari turis luar negeri dan dua desa ini sering dijadikan objek penelitian. Beberapa bulan lalu, ada mahasiswa dari Jepang di Long Sule dan Pipa. Saya kira dengan adanya kunjungan turis asing maka tempat ini akan semakin ter-publish ke masyarakat luar sana,” tuturnya.
Sementara itu, Sandra (28) seorang pengunjung asal Samarinda mengaku sejak lama tertarik mengunjungi tempat tersebut.
“Saya sudah dengar air terjun ini dari 5 tahun lalu, tapi karena kurang informasi mengenai letak dan jalurnya jadi saya sulit mencari keberadaannya dan alhamdulillah baru hari ini bisa melihat langsung,” ujarnya.
Ia menerangkan, ia berhasil menemukan tempat tersebut, berawal dari seorang rekan yang sering berpetualang ke tempat yang jarang dikunjungi. Dengan adanya informasi tersebut menjadi modal baginya untuk datang berkunjung.
“Awalnya ketemu teman lama yang senang traveling, akhirnya dapat informasi jalur untuk ke sini akhirnya saya coba,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan jika air terjun Marang Satap memiliki keunikan tersendiri dan merupakan air terjun paling indah yang pernah ia lihat sebelumnya. “Saya pikir ini air terjun paling keren yang pernah saya lihat. Karena selain dikelilingi tebing batu dan katanya ada pelangi dalam kondisi tertentu, jatuhan air ini juga memantul ke atas jadi sepertinya memang belum ada yang serupa,” bebernya. (*/zac/lim)
Mengunjungi Surga di Kaki Borneo