30.7 C
Tarakan
Friday, March 24, 2023

Sudah Dua Minggu Tarakan Zero Kasus GGA

TARAKAN- Belakangan ini kasus gagal ginjal akut (GGA) pada anak belum lagi ditemukan kasus baru di Kalimantan Utara.

Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Kalimantan Utara, dr. Franky Sientoro, Sp.A pada Sabtu (5/11).

“Belum ada lagi kasus selama dua minggu terakhir, mudah-mudahan nggak ada,” ungkap Franky.

Pemberian obat berbahan sirop pun dikatakan Franky masih dibatasi oleh pihaknya, sebab dalam pemberian obat sirop ini ditentukan oleh hasil uji BPOM.

Namun telah tercatat beberapa obat sirop yang saat ini dapat digunakan.

Menyoal kasus suspect pada anak asal daerah Bunyu yang telah dinyatakan meninggal dunia akibat gagal ginjal akut, dikatakan Franky hingga kini masih belum mendapatkan hasil.

Baca Juga :  Ini Tuntutan Pendemo Terkait Harga Udang di Kaltara

“Belum ada hasil laporannya karena sampelnya harus dikirim ke Jakarta. Hasilnya kita belum tahu,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Utara, Andi Hamzah mengatakan kasus gagal ginjal akut yang sempat menghebohkan masyarakat ini seharusnya membuat pemerintah berperan aktif dalam melakukan pengawasan di lapangan.

“Seharusnya tanpa diarahkan pun ini sudah menjadi kewajiban pemerintah baik kabupaten, kota, provinsi sampai pusat. Sehingga dalam hal kesehatan masyarakat, pemerintah harus tegas,” ujarnya.

Sebagai legislatif Kaltara, Andi menegaskan agar seluruh stakeholder terkait dapat mematuhi aturan yang diberlakukan.

Melalui hal tersebut, pihaknya akan memanggil pihak Dinkes dan BPOM agar lebih tegas terutama dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat.

Baca Juga :  Bupati Terus Sampaikan Lima Target Daerah

“Saya rasa pemerintah sudah punya edaran, diminta nggak diminta mereka punya kewajiban cepat merespons. Sebenarnya kami di DPRD tidak perlu bersuara ketika pemerintah cepat merespons. Tapi tetap kami awasi,” pungkasnya. (shy/ash)

TARAKAN- Belakangan ini kasus gagal ginjal akut (GGA) pada anak belum lagi ditemukan kasus baru di Kalimantan Utara.

Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Kalimantan Utara, dr. Franky Sientoro, Sp.A pada Sabtu (5/11).

“Belum ada lagi kasus selama dua minggu terakhir, mudah-mudahan nggak ada,” ungkap Franky.

Pemberian obat berbahan sirop pun dikatakan Franky masih dibatasi oleh pihaknya, sebab dalam pemberian obat sirop ini ditentukan oleh hasil uji BPOM.

Namun telah tercatat beberapa obat sirop yang saat ini dapat digunakan.

Menyoal kasus suspect pada anak asal daerah Bunyu yang telah dinyatakan meninggal dunia akibat gagal ginjal akut, dikatakan Franky hingga kini masih belum mendapatkan hasil.

Baca Juga :  Soal Pertambangan di Kaltara, Begini Sikap Gubernur

“Belum ada hasil laporannya karena sampelnya harus dikirim ke Jakarta. Hasilnya kita belum tahu,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Utara, Andi Hamzah mengatakan kasus gagal ginjal akut yang sempat menghebohkan masyarakat ini seharusnya membuat pemerintah berperan aktif dalam melakukan pengawasan di lapangan.

“Seharusnya tanpa diarahkan pun ini sudah menjadi kewajiban pemerintah baik kabupaten, kota, provinsi sampai pusat. Sehingga dalam hal kesehatan masyarakat, pemerintah harus tegas,” ujarnya.

Sebagai legislatif Kaltara, Andi menegaskan agar seluruh stakeholder terkait dapat mematuhi aturan yang diberlakukan.

Melalui hal tersebut, pihaknya akan memanggil pihak Dinkes dan BPOM agar lebih tegas terutama dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat.

Baca Juga :  38 PKL Dapat ‘Surat Cinta’ dari Satpol PP, Ini Sebabnya...

“Saya rasa pemerintah sudah punya edaran, diminta nggak diminta mereka punya kewajiban cepat merespons. Sebenarnya kami di DPRD tidak perlu bersuara ketika pemerintah cepat merespons. Tapi tetap kami awasi,” pungkasnya. (shy/ash)

Most Read

Artikel Terbaru