25.6 C
Tarakan
Monday, March 27, 2023

Tak Ada Penanganan Khusus Titik Longsor

TARAKAN – Longsor kembali terjadi, menimpa rumah warga RT 09, Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, Tri Harini (55). Longsor tersebut nyaris menghancurkan seluruh bagian rumahnya. Untungnya reruntuhan tanah tertahan oleh sebuah rumpun bambu. Namun, hal itu tak menjamin jika hujan deras terus mengguyur.

Selasa (26/3) pagi, Tri sedang berada di dalam rumah menyiapkan sarapan untuk keluarga. Tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh dari samping rumah. Mendengar suara itu, ia keluar melihat sumber suara. Betapa terkejut ketika menyadari tanah yang berada di samping rumahnya bergerak turun.

“Kira-kira jam setengah 7 pagi, memang hujan lebat dari semalam saya di dalam rumah lagi menyiapkan sarapan. Tiba- tiba terdengar suara ribut-ribut dari samping rumah. Pas saya keluar ternyata tanah di samping itu longsor. Untungnya ada pohon bambu yang menahan jadi tanahnya tidak bisa menghantam dinding rumah saya,” ungkapnya, kemarin (28/3).
Meski tidak mengenai dinding rumah secara langsung, longsor tersebut mengakibatkan kerusakan pada atap. Air mengalir dari atas bukit masuk ke dalam rumah melalui batang pohon dan tanah yang menyentuh atap.

“Atap saya rusak karena tertimpa pohon bambu dan nangka. Jadi kemarin air dan lumpur masuk ke dalam rumah, basah semua barang di dalam,” tukasnya.

Usai kejadian, ia mengalami trauma. Setiap malam merasa waswas kejadian tersebut terulang lagi. Tri mengkhawatirkan tanah yang di areal perbukitan itu bakal longsor lagi jika diterpa hujan deras.

“Tapi kami juga masih ada rasa trauma karena gunung ini tidak ditutup, jadi kami masih merasa wawas kalau malam, apalagi saat hujan,” tukasnya.

Ini merupakan kejadian kedua kalinya setelah beberapa tahun lalu. “Sebenarnya sering, cuma lokasinya kadang kena rumah tetangga depan rumah, kadang di belakang. Kemarin saja pas di sini longsor dari depan sana longsor juga,” tukasnya.

“Makanya itu, harapan kami supaya ada penanganan khususlah dari pemerintah. Yang seperti kami ini kan banyak,” pintanya.

Baca Juga :  Terdampak Longsor, Rumah di Lumbis Ogong Rusak Parah

Harapan Tri sama dengan yang disampaikan Nursakinah (38) sebelumnya. Rumahnya di RT 06, Kelurahan Sebengkok tertimpa longsor pada Selasa (26/3).

Sebelumnya, longsor juga pernah menimpa tetangganya. Nursakinah menginginkan agar pemerintah segera campur tangan. Sebab keadaan rumah Nursakinah saat ini telah miring sehingga diprediksi tidak dapat bertahan lama. Pun dengan rumah tetangganya.

“Waswas kalau hujan. Kalau misalnya ditangani, yah mungkin kami bisa sedikit tenang. Ini menumpang sementara di rumah keluarga,” ujarnya.

Hujan dalam pekan ini mengakibatkan puluhan lokasi longsor. Beberapa yang terparah terjadi sedikitnya di 7 titik. (lihat grafis)

Tidak hanya wilayah permukiman, namun juga pemakaman. Seperti di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Pemakaman Muslim Karang Anyar dan Pemakaman Muslim Pamusian.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Abdul Aziz menerangkan pihaknya sudah menurunkan personel untuk membantu korban membersihkan tanah. Hanya, karena terbatasnya anggaran, pihaknya tidak lagi dapat menyiapkan terpal untuk menutup titik longsor.

“Kami sudah meninjau lokasi dan membantu korban membersihkan lumpur yang masuk ke rumahnya. Namun kami belum bisa menutup titik longsor dengan terpal, karena tidak adanya stok tersedia. Itu semua karena terbatasnya anggaran sehingga kami hanya dapat menangani dengan seadanya saja,” ujarnya.

Mengenai longsor dalam pekan ini, sedikitnya terdapat 10 laporan, baik di Kecamatan Tarakan Tengah dan Tarakan Barat. “Sekira 10 laporan yang masuk yah. Sebagian besar di Tarakan Tengah seperti Sebengkok, Pamusian, Gunung Lingkas. Di Kecamatan Tarakan Barat, Kelurahan Karang Anyar dan Karang Harapan. Karena memang kalau kita lihat kecamatan itu paling banyak warga yang bermukim di lereng bukit,” urainya.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang menghuni wilayah perbukitan agar selalu waspada saat musim hujan. Dianjurkan agar kiranya mengungsi ke rumah keluarga terdekat jika terjadi hujan yang berkepanjangan.

Baca Juga :  Kemerdekaan Pers dan Kualitas Alami Penurunan

“Yah, selalu waspada yang tinggal lereng bukit saat musim hujan. Khususnya daerah yang rawan longsor, mungkin ada baiknya mengungsi ke rumah saudara atau keluarga demi keamanan dan keselamatan,” jelasnya.

Sebelumnya Sekretaris Komisi III Bidang Pembangunan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan Herman Hamid mengkritis, perlu adanya dana praktis yang disiapkan oleh pihak kelurahan maupun kecamatan. Jika terjadi bencana, masyarakat melapor pada kelurahan maupun kecamatan, namun tak banyak yang bisa dilakukan.

“Jangankan di kelurahan, di BPBD saja tidak ada pos anggaran untuk itu, ini menjadi prioritas ke depannya agar pemerintah lebih memperhatikan soal ini,” bebernya.

Melalui hal tersebut, Herman mengharapkan agar pemerintah segera mengambil langkah, sebab jika lambat ditangani maka pemerintah akan disibukkan dengan kasus longsor. “Saya berharap agar di APBD-P 2019 ini ada dana praktis untuk longsor,” harapnya.

Berkaca di sejumlah daerah lain yang kerap menghadapi bencana longsor, perlu adanya strategi penanggulangan, seperti menghindari pembangunan pemukiman di daerah dibawah lereng yang rawan, mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng, menjaga drainese lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng, pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan tanah penyebab longsor, penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya di seling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air, relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah upaya penting yang harus dilakukan pemerintah ketika ancaman bencana bisa merenggut nyawa dan kerugian yang besar.

Strategi lain, warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan menciptakan alat-alat pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan longsor di daerah-daerah longsor. Peringatan sebelum longsor bisa dilakukan kepada warga untuk melakukan tindakan mitigasi bencana. (*/zac/lim)

 

 

 

 

 

 

TARAKAN – Longsor kembali terjadi, menimpa rumah warga RT 09, Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, Tri Harini (55). Longsor tersebut nyaris menghancurkan seluruh bagian rumahnya. Untungnya reruntuhan tanah tertahan oleh sebuah rumpun bambu. Namun, hal itu tak menjamin jika hujan deras terus mengguyur.

Selasa (26/3) pagi, Tri sedang berada di dalam rumah menyiapkan sarapan untuk keluarga. Tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh dari samping rumah. Mendengar suara itu, ia keluar melihat sumber suara. Betapa terkejut ketika menyadari tanah yang berada di samping rumahnya bergerak turun.

“Kira-kira jam setengah 7 pagi, memang hujan lebat dari semalam saya di dalam rumah lagi menyiapkan sarapan. Tiba- tiba terdengar suara ribut-ribut dari samping rumah. Pas saya keluar ternyata tanah di samping itu longsor. Untungnya ada pohon bambu yang menahan jadi tanahnya tidak bisa menghantam dinding rumah saya,” ungkapnya, kemarin (28/3).
Meski tidak mengenai dinding rumah secara langsung, longsor tersebut mengakibatkan kerusakan pada atap. Air mengalir dari atas bukit masuk ke dalam rumah melalui batang pohon dan tanah yang menyentuh atap.

“Atap saya rusak karena tertimpa pohon bambu dan nangka. Jadi kemarin air dan lumpur masuk ke dalam rumah, basah semua barang di dalam,” tukasnya.

Usai kejadian, ia mengalami trauma. Setiap malam merasa waswas kejadian tersebut terulang lagi. Tri mengkhawatirkan tanah yang di areal perbukitan itu bakal longsor lagi jika diterpa hujan deras.

“Tapi kami juga masih ada rasa trauma karena gunung ini tidak ditutup, jadi kami masih merasa wawas kalau malam, apalagi saat hujan,” tukasnya.

Ini merupakan kejadian kedua kalinya setelah beberapa tahun lalu. “Sebenarnya sering, cuma lokasinya kadang kena rumah tetangga depan rumah, kadang di belakang. Kemarin saja pas di sini longsor dari depan sana longsor juga,” tukasnya.

“Makanya itu, harapan kami supaya ada penanganan khususlah dari pemerintah. Yang seperti kami ini kan banyak,” pintanya.

Baca Juga :  Tak Terbukti, Laporan di Mabes Polri Dicabut

Harapan Tri sama dengan yang disampaikan Nursakinah (38) sebelumnya. Rumahnya di RT 06, Kelurahan Sebengkok tertimpa longsor pada Selasa (26/3).

Sebelumnya, longsor juga pernah menimpa tetangganya. Nursakinah menginginkan agar pemerintah segera campur tangan. Sebab keadaan rumah Nursakinah saat ini telah miring sehingga diprediksi tidak dapat bertahan lama. Pun dengan rumah tetangganya.

“Waswas kalau hujan. Kalau misalnya ditangani, yah mungkin kami bisa sedikit tenang. Ini menumpang sementara di rumah keluarga,” ujarnya.

Hujan dalam pekan ini mengakibatkan puluhan lokasi longsor. Beberapa yang terparah terjadi sedikitnya di 7 titik. (lihat grafis)

Tidak hanya wilayah permukiman, namun juga pemakaman. Seperti di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Pemakaman Muslim Karang Anyar dan Pemakaman Muslim Pamusian.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Abdul Aziz menerangkan pihaknya sudah menurunkan personel untuk membantu korban membersihkan tanah. Hanya, karena terbatasnya anggaran, pihaknya tidak lagi dapat menyiapkan terpal untuk menutup titik longsor.

“Kami sudah meninjau lokasi dan membantu korban membersihkan lumpur yang masuk ke rumahnya. Namun kami belum bisa menutup titik longsor dengan terpal, karena tidak adanya stok tersedia. Itu semua karena terbatasnya anggaran sehingga kami hanya dapat menangani dengan seadanya saja,” ujarnya.

Mengenai longsor dalam pekan ini, sedikitnya terdapat 10 laporan, baik di Kecamatan Tarakan Tengah dan Tarakan Barat. “Sekira 10 laporan yang masuk yah. Sebagian besar di Tarakan Tengah seperti Sebengkok, Pamusian, Gunung Lingkas. Di Kecamatan Tarakan Barat, Kelurahan Karang Anyar dan Karang Harapan. Karena memang kalau kita lihat kecamatan itu paling banyak warga yang bermukim di lereng bukit,” urainya.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang menghuni wilayah perbukitan agar selalu waspada saat musim hujan. Dianjurkan agar kiranya mengungsi ke rumah keluarga terdekat jika terjadi hujan yang berkepanjangan.

Baca Juga :  Tabung Gas Mahal, Disdagkop Malah Bilang Minim Laporan

“Yah, selalu waspada yang tinggal lereng bukit saat musim hujan. Khususnya daerah yang rawan longsor, mungkin ada baiknya mengungsi ke rumah saudara atau keluarga demi keamanan dan keselamatan,” jelasnya.

Sebelumnya Sekretaris Komisi III Bidang Pembangunan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan Herman Hamid mengkritis, perlu adanya dana praktis yang disiapkan oleh pihak kelurahan maupun kecamatan. Jika terjadi bencana, masyarakat melapor pada kelurahan maupun kecamatan, namun tak banyak yang bisa dilakukan.

“Jangankan di kelurahan, di BPBD saja tidak ada pos anggaran untuk itu, ini menjadi prioritas ke depannya agar pemerintah lebih memperhatikan soal ini,” bebernya.

Melalui hal tersebut, Herman mengharapkan agar pemerintah segera mengambil langkah, sebab jika lambat ditangani maka pemerintah akan disibukkan dengan kasus longsor. “Saya berharap agar di APBD-P 2019 ini ada dana praktis untuk longsor,” harapnya.

Berkaca di sejumlah daerah lain yang kerap menghadapi bencana longsor, perlu adanya strategi penanggulangan, seperti menghindari pembangunan pemukiman di daerah dibawah lereng yang rawan, mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng, menjaga drainese lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng, pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan tanah penyebab longsor, penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya di seling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air, relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah upaya penting yang harus dilakukan pemerintah ketika ancaman bencana bisa merenggut nyawa dan kerugian yang besar.

Strategi lain, warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan menciptakan alat-alat pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan longsor di daerah-daerah longsor. Peringatan sebelum longsor bisa dilakukan kepada warga untuk melakukan tindakan mitigasi bencana. (*/zac/lim)

 

 

 

 

 

 

Most Read

Artikel Terbaru

THM Nakal Bakal Disanksi

Amalan Dzikir dan Doa

PLN Akan Bangun SPKLU