27.7 C
Tarakan
Saturday, June 3, 2023

Mobil Warga Tersenggol Truk Perusahaan, Tuntut Tanggung Jawab

TARAKAN – Adanya kejadian kecelakaan lalu lintas di Jalan Sungai Bengawan yang melibatkan truk kontraktor salah satu perusahaan pengangkut tanah dan mobil salah seorang warga menimbulkan ketegangan dari warga RT 02 Kelurahan Juata Permai.

Penasehat hukum warga yang mobilnya diseruduk truk perusahaan, Indrawati menerangkan jika sebelumnya pihaknya menunggu etikad baik dari perusahaan bertanggung jawab. Kendati demikian, setelah pihaknya memberikan tenggat waktu, pihak perusahaan belum juga menemui warga karena faktor tertentu. Sehingga pihaknya menuntut agar hal tersebut dapat menjadi perhatian pemerintah.

“Kejadiannya ini berawal dari arah Sungai Bengawan terus keluar ke arah lampu merah, saat kendaraan klien saya berjalan truk ini dalam kecepatan tinggi menyerempet dan menggiring mobil klien saya sampai ke pinggir jalan. Akhirnya pintu depan mobil klien saya rusak. Setelah itu truknya kabur,” ujarnya, Kamis (24/11).

“Dari keterangan klien saya dan warga di sana memang truk yang melakukan aktivitas ini laju, dan intens melintasi lokasi itu. Tapi kan dia tidak sadar kalau di situ fasilitas umum, dan cukup menganggu kenyamanan warga di sana (Sungai Bengawan). Kalau komplain dari warga sudah sering,” sambungnya.

Ia menegaskan truk tersebut milik kontraktor di bawah naungan perusahaan yang diduga melakukan aktivitas penimbunan di lahan yang bakal dibangun perusahaan kertas yakni PT Phoenix Resources International. Sehingga atas alasan tersebut pihaknya berharap ada etikad baik menyelesaikan persoalan ini. “Kami sudah melapor Laka-lantas ini, jadi juga sudah ditindaklanjuti juga oleh pihak kepolisian. Buktu-buktinya sudah ada, warga sempat mengejar truk itu dan sudah merekam nomor plat dan lambungnya,” tuturnya.

“Sebenarnya klien saya menunggu etika baik dari perusahaan, tapi saat kami memanggil pihak perusahaan, setelah ditunggu pihak perusahaan tidak datang, sehingga kami ingin mempersiapkan untuk mengambil langkah hukum untuk melakukan somasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Minim Keterwakilan Perempuan Tak Menggugurkan Parpol

Sementara itu, Andika, warga RT 2 Kelurahan Juata Permai, yang mengalami musibah menerangkan, saat kejadian ia dan keluarga dalam perjalanan pulang menuju ke rumah. Namun saat berada di Jalan Sei Bengawan pihaknya dikejutkan dengan himpitan truk besar yang akhirnya mendorong mobilnya hingga ke tepi jalan. “Anak saya sampai trauma dengan kejadian itu apalagi dia masih dibawah umur. Mobil saya masih terparkir di TKP dengan kondisi penyok. Sopir yang menyerempet mobil saya lari tapi warga yang mengejar sempat merekam mobilnya,” ungkapnya.

“Saya lihat perusahaan ini sepertinya tidak punya etikad untuk bertanggung jawab. Kami menghubungi dia, kami menunggu di rumah ketua RT, tapi mereka tidak datang. Padahal di sana sudah ada pak Kapolsek, Koramil anggota Dewan, tapi mereka tidak datang,” ujarnya.

Pihaknya sudah cukup bijak memilih tempat pertemuan di rumah ketua RT setempat guna menghindari amukan massa. Namun, hal tersebut diindahkan pihak perusahaan. “Dia mau mengarahkan kami bertemu di Polsek, padahal di tempat kami ada pak Kapolsek. Masa dia yang berbuat kami malah diarahkan, Harusnya dia yang mendatangi kami sebagai etikad baik. Polisi di tempat kami banyak, masa dia tidak percaya sama pengamanan,” jelasnya.

Sementara itu, Angga, Humas perusahaan tersebut menerangkan, sebelumnya pihaknya telah meminta waktu kepada warga untuk mengindetitikasi sopir bersangkutan. Kendati begitu, guna menghindari amukan massa pihaknya meminta agar pertemuan dapat dilaksanakan di Polsek Utara. Namun hal tersebut ditolak oleh warga yang menginginkan mediasi dilakukan di tempat yang sudah ditentukan oleh warga. “Jadi semalam itu ada truk kami menyenggol mau memotong mobil tersebut, tetapi dari arah lawan mungkin ada kendaraan lain, akhirnya ia mendoronglah kendaraan warga ini sampai ke pinggir. Setelah itu mungkin sopir ini ketakutan, larilah sopir ini sampai sekarang belum diketahui truk siapa, kontraktor siapa, sampai detik ini,” tuturnya.

Baca Juga :  Rencanakan Sekolah Filial di Sungai Boh

“Tetapi kami sudah sepakat, dari pihak kontraktor dan juga dari pihak perusahaan, siap menyelesaikan secara kekeluargaan. Kami sudah sampaikan kepada korban, bukan kami tidak ingin datang malam ini tapi kami masih mencari pelakunya. Besok pagi setelah jam 9 saya bertemu kontraktor saya akan mendatangi bapak di rumah,” jelasnya.

“Setelah itu saya sudah koordinasi dengan kontraktor semua, tetapi waktu saya berhubungan dengan pihak Kapolsek, rupanya korban ini sudah mengerahkan massa di rumah pak RT. Kami sampaikan kepada pak Kapolsek, kami kalau datang ke rumah pak RT ini sudah lain cerita. Jadi sesuai kesepakatan kami dengan kontraktor, bahwa kami tidak akan datang kalau di rumah pak RT,” lanjutnya.

Dijelaskannya guna menghindari hal yang tidak diinginkan pihaknya berinisiatif mengatur pertemuan di polsek Tarakan Utara. Namun karena belum menemukan titik temu, akhirnya pertemuan belum terlaksana. “Ini persoalan laka lantas, tapi dicampuradukkan dengan persoalan masyarakat. Dan jangan juga saat kejadian kondisi truk tidak melakukan pengangkutan. Karena sopir itu mau pulang istirahat dan itu jamnya istirahat. Lain cerita kalau dia sedang memuat material. Kalau tadi ada muatan kita akui itu salah tidak sesuai jalur amdalalin. Itu dia mau pulang,” ucapnya.

“Walau begitu, tetapi kita perusahaan kontraktor tetap bertanggung jawab. Namanya kecelakaan, musibah siapa sih yang mau. Kami tetap bertanggung jawab tapi caranya tidak dengan membawa massa,” jelasnya. (zac/ash)

TARAKAN – Adanya kejadian kecelakaan lalu lintas di Jalan Sungai Bengawan yang melibatkan truk kontraktor salah satu perusahaan pengangkut tanah dan mobil salah seorang warga menimbulkan ketegangan dari warga RT 02 Kelurahan Juata Permai.

Penasehat hukum warga yang mobilnya diseruduk truk perusahaan, Indrawati menerangkan jika sebelumnya pihaknya menunggu etikad baik dari perusahaan bertanggung jawab. Kendati demikian, setelah pihaknya memberikan tenggat waktu, pihak perusahaan belum juga menemui warga karena faktor tertentu. Sehingga pihaknya menuntut agar hal tersebut dapat menjadi perhatian pemerintah.

“Kejadiannya ini berawal dari arah Sungai Bengawan terus keluar ke arah lampu merah, saat kendaraan klien saya berjalan truk ini dalam kecepatan tinggi menyerempet dan menggiring mobil klien saya sampai ke pinggir jalan. Akhirnya pintu depan mobil klien saya rusak. Setelah itu truknya kabur,” ujarnya, Kamis (24/11).

“Dari keterangan klien saya dan warga di sana memang truk yang melakukan aktivitas ini laju, dan intens melintasi lokasi itu. Tapi kan dia tidak sadar kalau di situ fasilitas umum, dan cukup menganggu kenyamanan warga di sana (Sungai Bengawan). Kalau komplain dari warga sudah sering,” sambungnya.

Ia menegaskan truk tersebut milik kontraktor di bawah naungan perusahaan yang diduga melakukan aktivitas penimbunan di lahan yang bakal dibangun perusahaan kertas yakni PT Phoenix Resources International. Sehingga atas alasan tersebut pihaknya berharap ada etikad baik menyelesaikan persoalan ini. “Kami sudah melapor Laka-lantas ini, jadi juga sudah ditindaklanjuti juga oleh pihak kepolisian. Buktu-buktinya sudah ada, warga sempat mengejar truk itu dan sudah merekam nomor plat dan lambungnya,” tuturnya.

“Sebenarnya klien saya menunggu etika baik dari perusahaan, tapi saat kami memanggil pihak perusahaan, setelah ditunggu pihak perusahaan tidak datang, sehingga kami ingin mempersiapkan untuk mengambil langkah hukum untuk melakukan somasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Hasil Uji Publik, Dapil Bertambah

Sementara itu, Andika, warga RT 2 Kelurahan Juata Permai, yang mengalami musibah menerangkan, saat kejadian ia dan keluarga dalam perjalanan pulang menuju ke rumah. Namun saat berada di Jalan Sei Bengawan pihaknya dikejutkan dengan himpitan truk besar yang akhirnya mendorong mobilnya hingga ke tepi jalan. “Anak saya sampai trauma dengan kejadian itu apalagi dia masih dibawah umur. Mobil saya masih terparkir di TKP dengan kondisi penyok. Sopir yang menyerempet mobil saya lari tapi warga yang mengejar sempat merekam mobilnya,” ungkapnya.

“Saya lihat perusahaan ini sepertinya tidak punya etikad untuk bertanggung jawab. Kami menghubungi dia, kami menunggu di rumah ketua RT, tapi mereka tidak datang. Padahal di sana sudah ada pak Kapolsek, Koramil anggota Dewan, tapi mereka tidak datang,” ujarnya.

Pihaknya sudah cukup bijak memilih tempat pertemuan di rumah ketua RT setempat guna menghindari amukan massa. Namun, hal tersebut diindahkan pihak perusahaan. “Dia mau mengarahkan kami bertemu di Polsek, padahal di tempat kami ada pak Kapolsek. Masa dia yang berbuat kami malah diarahkan, Harusnya dia yang mendatangi kami sebagai etikad baik. Polisi di tempat kami banyak, masa dia tidak percaya sama pengamanan,” jelasnya.

Sementara itu, Angga, Humas perusahaan tersebut menerangkan, sebelumnya pihaknya telah meminta waktu kepada warga untuk mengindetitikasi sopir bersangkutan. Kendati begitu, guna menghindari amukan massa pihaknya meminta agar pertemuan dapat dilaksanakan di Polsek Utara. Namun hal tersebut ditolak oleh warga yang menginginkan mediasi dilakukan di tempat yang sudah ditentukan oleh warga. “Jadi semalam itu ada truk kami menyenggol mau memotong mobil tersebut, tetapi dari arah lawan mungkin ada kendaraan lain, akhirnya ia mendoronglah kendaraan warga ini sampai ke pinggir. Setelah itu mungkin sopir ini ketakutan, larilah sopir ini sampai sekarang belum diketahui truk siapa, kontraktor siapa, sampai detik ini,” tuturnya.

Baca Juga :  Effendhi Djuprianto Tinggalkan Golkar?

“Tetapi kami sudah sepakat, dari pihak kontraktor dan juga dari pihak perusahaan, siap menyelesaikan secara kekeluargaan. Kami sudah sampaikan kepada korban, bukan kami tidak ingin datang malam ini tapi kami masih mencari pelakunya. Besok pagi setelah jam 9 saya bertemu kontraktor saya akan mendatangi bapak di rumah,” jelasnya.

“Setelah itu saya sudah koordinasi dengan kontraktor semua, tetapi waktu saya berhubungan dengan pihak Kapolsek, rupanya korban ini sudah mengerahkan massa di rumah pak RT. Kami sampaikan kepada pak Kapolsek, kami kalau datang ke rumah pak RT ini sudah lain cerita. Jadi sesuai kesepakatan kami dengan kontraktor, bahwa kami tidak akan datang kalau di rumah pak RT,” lanjutnya.

Dijelaskannya guna menghindari hal yang tidak diinginkan pihaknya berinisiatif mengatur pertemuan di polsek Tarakan Utara. Namun karena belum menemukan titik temu, akhirnya pertemuan belum terlaksana. “Ini persoalan laka lantas, tapi dicampuradukkan dengan persoalan masyarakat. Dan jangan juga saat kejadian kondisi truk tidak melakukan pengangkutan. Karena sopir itu mau pulang istirahat dan itu jamnya istirahat. Lain cerita kalau dia sedang memuat material. Kalau tadi ada muatan kita akui itu salah tidak sesuai jalur amdalalin. Itu dia mau pulang,” ucapnya.

“Walau begitu, tetapi kita perusahaan kontraktor tetap bertanggung jawab. Namanya kecelakaan, musibah siapa sih yang mau. Kami tetap bertanggung jawab tapi caranya tidak dengan membawa massa,” jelasnya. (zac/ash)

Most Read

Artikel Terbaru