Niat untuk bertanding pada kejuaraan pekan olahraga provinsi (Porprov) Kalimantan Timur, namun Odi Sanjaya akhirnya harus menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit dr. H. Jusuf SK Tarakan pada Rabu (23/11). Official Taekwondo Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur ini meninggal akibat kecelakaan bus saat perjalanan dari PPU menuju Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
YEDIDAH PAKONDO
TAK ada yang mengetahui kapan datangnya maut. Ya, begitulah yang dihadapi Odi Sanjaya, atlet taekwondo asal PPU yang akhirnya harus menghembuskan napas terakhirnya di RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan pada Rabu, (23/11).
Ketua Panitia Besar Porprov KONI PPU, Saiful Rahman mengatakan bahwa kloter pertama rombongan tim PPU berangkat dari PPU menuju lokasi tanding yang terletak di Kabupaten Berau pada 16 November 2022 pukul 11.00 Wita. Pada 17 November 2022 pukul 12.10 Wita di Kecamatan Kelay terjadi kecelakaan antar dua bus dan satu buah mobil kijang inova yang ditumpangi oleh panitia Porprov Kaltim.
“Bus pertama itu ketika berada di tanjakan nggak kuat lalu mundur, kemudian terguling ke jurang. Jadi 4 orang luka berat, 11 orang luka ringan, 14 orang lainnya memar dan keseleo, sedang 2 orang luka berat,” ungkap Saiful.
Dua orang luka berat ini akhirnya dirujuk untuk dirawat di RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan karena pertimbangan dokter yang turut serta dalam perjalanan tersebut. Hal ini dikarenakan jika pasien dipaksa untuk diantarkan ke Balikpapan, maka akan berisiko pada keadaan pasien sebab pasien mengalami luka pada bagian belakang leher sehingga jika melalui jalur darat akan membuat parah keadaan pasien, apalagi jalur darat terbilang sangat jauh. Sehingga pasien dibawa ke Tarakan untuk dirawat menggunakan armada pesawat terbang.
Diceritakan Saiful bahwa pihaknya tiba di Tarakan bersama pejabat PPU, yakni Bupati PPU pada pukul 19.40 Wita, Selasa (22/11) dan tiba di RSUD H. Jusuf SK Tarakan agar langsung mendapat perawatan. Sebelumnya, kedua direktur rumah sakit antar Tarakan dan PPU berkomunikasi melalui telepon sehingga kedua pasien dengan kondisi kritis akhirnya dapat langsung ditangani.
“Yang luka berat ini butuh operasi. Karena benturan tulang belakang, kalau yang satu masih luka bagian dalam dan sekarang masih dalam perawatan, sedang satunya (almarhum Odi Sanjaya) dinyatakan meninggal dunia setelah satu jam perawatan,” ucapnya.
Perlombaan atlet taekwondo dikatakan Saiful telah selesai, sehingga kata pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum KONI PPU ini memulangkan atlet dengan menggunakan pesawat terbang dikarenakan para atlet trauma menggunakan bus.
Berdasarkan cerita yang diperoleh Saiful, saat kejadian Odi Sanjaya memilih untuk menyelamatkan anak-anak lebih dulu. Hal ini dikarenakan Odi merupakan penanggung jawab sebagai official taekwondo PPU.
Jenazah Odi Sanjaya dibawa ke ruang jenazah RSUD dr. H. Jusuf SK untuk diberi formalin, kemudian disemayamkan di rumah duka keluarga yang berada di Kelurahan Kampung Empat. Selanjutnya jenazah Odi Sanjaya akan dikirim melalui transportasi udara pada pukul 06.00 pagi kembali ke PPU.
Sementara itu, ipar Odi Sanjaya, Amir mengatakan bahwa selama hidup almarhum dikenal baik dan ramah. Sudah 10 tahun Odi Sanjaya bekerja sebagai honorer pemadam kebakaran di PPU. Sebagai keluarga, Amir berterima kasih kepada pelayanan pemerintah PPU dan RSUD dr. H. Jusuf SK yang telah melakukan perawatan terbaik pada Odi Sanjaya meski dengan hasil nihil.
“Ini musibah, kami menerima dengan ikhlas. Kami bersyukur pemerintah PPU membantu proses pengiriman beliau (almarhum) bersama keluarga yang mendampingi. Setelah almarhum diberi formalin, kami akan memandikan jenazah untuk kemudian dibawa ke rumah orang tua saja kemudian dilakukan doa dilanjutkan dengan yasin dan tahlilan. Insha Allah 3 jam sebelum keberangkatan, jenazah akan dibawa ke bandara,” ucapnya. (***/eza)