27.7 C
Tarakan
Wednesday, June 7, 2023

Umat Hindu Rayakan Kuningan

TARAKAN – Pasca merayakan Hari Raya Galungan, kini umat Hindu melakukan Hari Raya Kuningan. Pelaksanaam ibadah yang dilakukan 10 hari setelah perayaan Galungan ini sebagai bentuk ucap syukur umat Hindu kepada Tuhan.

Salah satu pemuda Hindu Kota Tarakan, Jero menjelaskan bahwa pada dasarnya perayaan Kuningan bermakna warna kuning dan wuku ke-12. Wuku merupakan penanggalan tradisional di Bali dengan memperhitungkan 1 wuku setara dengan 7 hari. Jumlah total hari pada kalender wuku adalah 420 hari dalam satu tahun. “Ini adalah bentuk ucapan syukur kepada leluhur dan Tuhan. Kalau agama Hindu, persembahan ada lima, pada makhluk di bawah kita, pada sesama manusia, pada leluhur yang sudah meninggal, pada Tuhan,” jelas pria yang merupakan anggota FKUB tersebut, Senin (22/11).

Baca Juga :  Vaksinasi Jemput Bola, Masih Ada yang Menolak

Tak ada yang perbedaan yang spesifik dalam perayaan Kuningan dengan Hari Raya Galungan,  sebab ritual yang dilakukan sama yakni berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hanya yang menjadi perbedaan Kuningan dan Galungan terletak pada penjor. Ada perayaan Kuningan, penjor ditiadakan sehingga membuat istilah Kuningan sebagai perayaan yang lebih kecil dari Galungan. “Tapi kalau peribadatannya ya kurang lebih, beda kalau di Bali kan mereka lebih banyak gitu umatnya karena kita di pura ini kan umatnya hanya sedikit saja,” jelas pria yang juga berprofesi sebagai dosen matematika di Universitas Borneo Tarakan (UBT) tersebut. (shy/lim)

 

 

 

TARAKAN – Pasca merayakan Hari Raya Galungan, kini umat Hindu melakukan Hari Raya Kuningan. Pelaksanaam ibadah yang dilakukan 10 hari setelah perayaan Galungan ini sebagai bentuk ucap syukur umat Hindu kepada Tuhan.

Salah satu pemuda Hindu Kota Tarakan, Jero menjelaskan bahwa pada dasarnya perayaan Kuningan bermakna warna kuning dan wuku ke-12. Wuku merupakan penanggalan tradisional di Bali dengan memperhitungkan 1 wuku setara dengan 7 hari. Jumlah total hari pada kalender wuku adalah 420 hari dalam satu tahun. “Ini adalah bentuk ucapan syukur kepada leluhur dan Tuhan. Kalau agama Hindu, persembahan ada lima, pada makhluk di bawah kita, pada sesama manusia, pada leluhur yang sudah meninggal, pada Tuhan,” jelas pria yang merupakan anggota FKUB tersebut, Senin (22/11).

Baca Juga :  Wacana Dipasangkan dengan Kapolda, Udin Mau Nomor 1, Ini Kata Indrajit

Tak ada yang perbedaan yang spesifik dalam perayaan Kuningan dengan Hari Raya Galungan,  sebab ritual yang dilakukan sama yakni berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hanya yang menjadi perbedaan Kuningan dan Galungan terletak pada penjor. Ada perayaan Kuningan, penjor ditiadakan sehingga membuat istilah Kuningan sebagai perayaan yang lebih kecil dari Galungan. “Tapi kalau peribadatannya ya kurang lebih, beda kalau di Bali kan mereka lebih banyak gitu umatnya karena kita di pura ini kan umatnya hanya sedikit saja,” jelas pria yang juga berprofesi sebagai dosen matematika di Universitas Borneo Tarakan (UBT) tersebut. (shy/lim)

 

 

 

Most Read

Artikel Terbaru