TARAKAN – Aliran listrik Bumi Paguntaka yang saat ini masih bergantung pada suplai gas dari Pertamina dan Medco akhirnya harus dialihkan ke mesin diesel berbahan bakar solar. Pasalnya, suplai gas dari Pertamina berkurang sehingga berdampak pada operasional pembangkit PLN.
Kepada Radar Tarakan, Manager PLN ULP Tarakan, Choirul Anwar mengatakan bahwa kompresor unit 4A sejak hari Minggu (20/3) mengalami gangguan hampir tiap jam. “Estimasi yang diberikan pun sama seperti saat masyarakat bertanya ke saya, misalnya dua jam lagi kemungkinan bisa. Saya juga ke Pertamina begitu, terus informasi terakhir saya bertanya pukul 13.56 Wita hingga 15.10 Wita belum dibalas,” ungkap Choirul, Senin (20/3).
Dalam hal ini PLN berinisiatif mendatangkan mesin yang tidak berbahan bakar gas. Pada akhir April 2023, akan datang mesin pembangkit berbahan bakar solar dengan kekuatan 10 MW, sedang akhir Maret 2023 akan ada mesin dengan kekuatan 5 MW. “Saat ini sudah ada 2 unit yang masuk, rencana itu tanggal 22 besok masuk 2 MW, sisanya 3 MW itu akhir bulan. Itu pun semua mesin diesel tidak menggunakan gas,” jelasnya.
Diprediksi gangguan suplai gas akan semakin sering. Sehingga PLN memilih mendatangkan mesin diesel berbahan bakar solar untuk mengatasi keandalan produksi. “Kami berupaya agar saat gas mengalami penurunan tekanan, kita menggunakan mesin diesel termasuk akhir tahun kemarin, kita mendatangkan 2 unit mesin diesel juga. Ini rencana lagi bertahap datangnya,” bebernya.
Untuk itu, sementara ini pihaknya tetap mengejar sambil melaksanakan penginstalasian mesim diesel. Pihaknya berupaya agar meminimalisir pelanggan yang padam agar tidak sampai menyentuh pelanggan umum. “Sebesar 15 MW dan sisanya 13 MW itu semuanya industri yang kami lepas seperti Idecwood, Intraca, Sabindo, itu semua kami lepas. Kemarin, jika terjadi masalah di gas, industri semua kami lepas. Tidak sampai terdampak di masyarakat. Tapi yang terjadi saat ini memang benar-benar kompresor unit 4 yang satu-satunya utama, dampaknya sangat besar dan menyebabkan pelanggan umumnya juga terkena. Padahal industri sudah kami kurangi,” ujarnya.
Baca berita selengkapnya di Koran Radar Tarakan atau berlangganan melalui Aplikasi Radar Tarakan yang bisa di download di :