30.7 C
Tarakan
Friday, March 24, 2023

Jalan Putus, Air Bersih Tidak Ada

TARAKAN – Ketua RT 7, Kelurahan Kampung Enam, Sri Mulyadi mengatakan, sebagian wilayah RT 7 ini berada di pegunungan. Sehingga rawan terjadinya longsor, seperti lima tahun lalu. Sebelumnya sudah beberapa kali ditinjau instansi terkait. Namun karena lokasinya yang sulit dijangkau, sehingga alat berat sulit masuk.

“Memang alat berat tidak bisa masuk. Kalau mau dikerjakan secara manual lebih berat lagi,” tuturnya saat ditemui Radar Tarakan, Jumat (16/3).

Jalan lingkungan yang sebelumnya tembus, namun karena ambruk akhirnya jalan terputus dan buntu. Diperkirakan jalan yang terkena longsor sepanjang 10 meter dengan ketinggian tiga meter.

“Teras rumah warga kena, satu rumah saja tapi bisa berimbas karena di bawahnya ada rumah lainnya. Jalannya juga terputus, jadi kalau ada yang lewat pasti putar balik,” terangnya.

Baca Juga :  LPG 3 Kg Dinilai Tak Tepat Sasaran

Terlepas dari infrastruktur, ia juga sangat menyayangkan air bersih belum sampai di daerah pegunungan. Tepatnya di Gang Mandiri, sebanyak 15 rumah belum dialiri air bersih.

“Dua tahun lalu sudah disurvei, sudah ukur jalan jadi kita tunggu saja. Sampai sekarang belum direalisasikan,” ujarnya.

Warga pun terpaksa menampung air hujan untuk dimasak. Jika musim kemarau pun membeli air profil. Sebab air dari sumur bor hanya diperuntukkan mandi dan mencuci.

“Tapi di bagian bawah sudah ada air bersi, tinggal yang di gunung saja. Air bor juga tidak bagus untuk diminum,” lanjutnya.

Dengan demikian ia berharap agar ke depannya warga dapat menikmati dan merasakan pembangunan di wilayahnya. Item-item yang diusulkan sekiranya dapat direalisasikan.

Baca Juga :  BREAKING NEWS! Bantuan Rapid Test untuk Mahasiswa dan Pelajar

“Semoga pemerintah lebih memperhatikan, yang diusulkan bisa direalisasikan,” harapnya. (*/one/udn)

TARAKAN – Ketua RT 7, Kelurahan Kampung Enam, Sri Mulyadi mengatakan, sebagian wilayah RT 7 ini berada di pegunungan. Sehingga rawan terjadinya longsor, seperti lima tahun lalu. Sebelumnya sudah beberapa kali ditinjau instansi terkait. Namun karena lokasinya yang sulit dijangkau, sehingga alat berat sulit masuk.

“Memang alat berat tidak bisa masuk. Kalau mau dikerjakan secara manual lebih berat lagi,” tuturnya saat ditemui Radar Tarakan, Jumat (16/3).

Jalan lingkungan yang sebelumnya tembus, namun karena ambruk akhirnya jalan terputus dan buntu. Diperkirakan jalan yang terkena longsor sepanjang 10 meter dengan ketinggian tiga meter.

“Teras rumah warga kena, satu rumah saja tapi bisa berimbas karena di bawahnya ada rumah lainnya. Jalannya juga terputus, jadi kalau ada yang lewat pasti putar balik,” terangnya.

Baca Juga :  Sriwijaya Air Kembali Layani Rute Tarakan

Terlepas dari infrastruktur, ia juga sangat menyayangkan air bersih belum sampai di daerah pegunungan. Tepatnya di Gang Mandiri, sebanyak 15 rumah belum dialiri air bersih.

“Dua tahun lalu sudah disurvei, sudah ukur jalan jadi kita tunggu saja. Sampai sekarang belum direalisasikan,” ujarnya.

Warga pun terpaksa menampung air hujan untuk dimasak. Jika musim kemarau pun membeli air profil. Sebab air dari sumur bor hanya diperuntukkan mandi dan mencuci.

“Tapi di bagian bawah sudah ada air bersi, tinggal yang di gunung saja. Air bor juga tidak bagus untuk diminum,” lanjutnya.

Dengan demikian ia berharap agar ke depannya warga dapat menikmati dan merasakan pembangunan di wilayahnya. Item-item yang diusulkan sekiranya dapat direalisasikan.

Baca Juga :  Ultimatum ASN, Jangan Terima Parsel

“Semoga pemerintah lebih memperhatikan, yang diusulkan bisa direalisasikan,” harapnya. (*/one/udn)

Most Read

Artikel Terbaru