27.7 C
Tarakan
Wednesday, June 7, 2023

Berhenti Bermusik Saat Napas Sudah Terhenti

Kepiawaian bermusik memang tidak dimiliki semua orang. Ya, menjadi seorang musisi memang bukan suatu hal yang mudah. Butuh kemampuan yang lebih dalam bermusik, agar message yang ingin disampaikan, bisa sampai dengan baik ke telinga pendengar. Tak hanya menyoal itu, eksistensi bermusik pun sangat dibutuhkan. Seperti yang dilakukan para musisi di Kaltara, berikut cerita selengkapnya.

Mega Retno Wulandari

Di Bumi Paguntaka terdapat group band legendaris yang hingga kini masih eksis. Meski para personelnya sudah tidak lagi muda, namun semangat mereka bermusik tetap sama seperti awal terjun ke dunia musi.

Life is music and everything is music.” Itulah yang penggalan moto yang dilontarkan oleh Badrani, pentolan Oldies Band yang lima belas tahun terbentuk dan masih eksis hingga sekarang.

Tidak ada yang berubah dari Oldies Band yang terbentuk sejak 2002 lalu, mulai dari personelnya, alat musik yang dimainkan, hingga genre yang dibawakannya. Ya, Oldies memang spesialis band nostalgia.

Disetiap aksi panggungnya, mereka selalu membawakan lagu-lagu era 70-an ke belakang. Benar saja, mengingat usia para personel Oldies yang tertua, kini sudah ada yang menginjak usia 81 tahun di tahun ini.

Diceritakan Badrani, pemain saxophone sekaligus ketua Oldies Band. Oldies terbentuk secara tidak sengaja, dan hanya berawal dari memiliki kesamaan hobi yaitu bermusik.

“Jadi dulu suka kumpul saat kerja, kebetulan kami kerjanya di perusahaan yang sama. Selain sering ngumpul, kami juga sering sekali ngopi bersama. Awalnya kami bisa bermusik sama-sama itu, saat di perusahaan tempat kami bekerja, sering ada acara. Tepatnya 2001 bintang tamunya Jhon Tralala. Saat itu grup dadakan ini langsung terbentuk,” cerita Badrani.

Baca Juga :  Blangko Terbatas, Diarahkan Pakai Suket atau IKD

Mereka tidak menyangka, grup dadakan ini direspons penonton saat manggung pertama kali. Akhinya,untuk kedua kalinya mereka kembali diundang mengisi acara pernikahan Kepala Dinas Kehutanan di tahun yang sama.

“Dari situlah nama Oldies secara spontan dikenalkan. Alhamdulillah bisa dikenal sampai sekarang,” tutur pria yang sudah berusia 68 tahun ini.

Meski saat itu mereka masih berstatus sebagai karyawan perusahaan, tapi tidak menjadi hambatan dalam berkarya. Bahkan setiap kali ada acara perusahaan tempat mereka bekerja, Oldies selalu tampil untuk menghibur.

Bak gayung bersambut, Oldies diberikan kesempatan untuk mengisi suatu program di radio milik pemerintah saat itu, setiap tiga minggu sekali. Mulai dari program itu, Oldies semakin sering menerima undangan untuk manggung.

Diakui Badrani, kepiawaian bermusik tidak mereka dapatkan dengan mengikuti kursus. Kebanyakan dari para personel Oldies belajar secara autodidak. Hanya berbekal bakat yang diturunkan dari orang tua.

Seperti Nanang Johansyah, pemain saxophone yang memang sejak kecil piawai memainkannya, karena sudah tergabung dalam grup marching band semasa sekolahnya.

Mempertahankan ciri khas sebagai spesialis nostalgia bukan perkara mudah. Terlebih seiring berkembangnya zaman lagu-lagu nostalgia di tahun 70-an, hingga 90-an pun, semakin dilupakan di era millenial.

Karena alas an itulah, Oldies tetap mempertahankannya dengan selalu membawakan musik-musik old, selain sebagai ciri khas, mereka juga ingin mengingatkan kembali kenangan-kenangan pada setiap pendengarnya.

“Kita selalu bawakan lagu-lagu nostalgia, karena sesuai dengan kita juga. Jadi saat kita menyanyikan lagu-lagu lawas orang akan terbawa kembali ke masa itu. Tapi kalau ada yang minta lagu sekarang, kami bisa sesuaikan tapi bukan kami yang menyanyi. Kami bersama personel yang muda-muda,” tutur Sjahrial, pemain perkusi sekaligus vokalis Oldies, yang kini berusia 65 tahun, sembari tersenyum.

Baca Juga :  Sanksi Menanti ASN Mangkir

Satu hal yang dapat dicontoh dari Band Oldies, mereka mampu mempertahankan personelnya, bahkan ketika mereka sudah pensiun bekerja. Usia yang tidak lagi muda, nyatanya bukan alasan untuk berhenti berkarya. Keterbukaan, menjadi kunci awetnya hubungan pertemanan mereka, bahkan sudah lebih dikatakan saudara.

“Kami masih tetap ngumpul, walaupun itu hanya makan singkong. Lagipula kami selalu terbuka, jadi kalau ada salah paham kami langsung membicarakan. Begitupula kalau ada panggilan manggung, saya pasti langsung koordinasi ke semuanya tidak ada keputusan yang diambil sepihak,bahkan untuk harga kami tidak matok karena yang penting hobi kami bisa tersalurkan,” tambah Badrani.

Selama ini, sejumlah daerah di Indonesia sudah disambangi Oldies, yang terbaru mereka pernah di undang manggung di Istana Negara di Jakarta.

“Kami juga pernah diundang negara tetangga, di Tawau Malaysia,” tutur Badrani.

Sejauh ini mereka mengakui belum terpikir untuk berhenti bermain musik. Sebab, musik dianggap sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Selama napas masih kuat meniup saxophone dan bisa memainkan musik lainnya, selama itu juga mereka tidak akan pernah berhenti untuk terus berkarya.

“Sampai saya sudah tidak kuat lagi meniup, di situlah saya berhenti bermain musik,” tutur Nanang, pemain saxophone, sekaligus personil tertua Oldies Band. (***/nri)

Kepiawaian bermusik memang tidak dimiliki semua orang. Ya, menjadi seorang musisi memang bukan suatu hal yang mudah. Butuh kemampuan yang lebih dalam bermusik, agar message yang ingin disampaikan, bisa sampai dengan baik ke telinga pendengar. Tak hanya menyoal itu, eksistensi bermusik pun sangat dibutuhkan. Seperti yang dilakukan para musisi di Kaltara, berikut cerita selengkapnya.

Mega Retno Wulandari

Di Bumi Paguntaka terdapat group band legendaris yang hingga kini masih eksis. Meski para personelnya sudah tidak lagi muda, namun semangat mereka bermusik tetap sama seperti awal terjun ke dunia musi.

Life is music and everything is music.” Itulah yang penggalan moto yang dilontarkan oleh Badrani, pentolan Oldies Band yang lima belas tahun terbentuk dan masih eksis hingga sekarang.

Tidak ada yang berubah dari Oldies Band yang terbentuk sejak 2002 lalu, mulai dari personelnya, alat musik yang dimainkan, hingga genre yang dibawakannya. Ya, Oldies memang spesialis band nostalgia.

Disetiap aksi panggungnya, mereka selalu membawakan lagu-lagu era 70-an ke belakang. Benar saja, mengingat usia para personel Oldies yang tertua, kini sudah ada yang menginjak usia 81 tahun di tahun ini.

Diceritakan Badrani, pemain saxophone sekaligus ketua Oldies Band. Oldies terbentuk secara tidak sengaja, dan hanya berawal dari memiliki kesamaan hobi yaitu bermusik.

“Jadi dulu suka kumpul saat kerja, kebetulan kami kerjanya di perusahaan yang sama. Selain sering ngumpul, kami juga sering sekali ngopi bersama. Awalnya kami bisa bermusik sama-sama itu, saat di perusahaan tempat kami bekerja, sering ada acara. Tepatnya 2001 bintang tamunya Jhon Tralala. Saat itu grup dadakan ini langsung terbentuk,” cerita Badrani.

Baca Juga :  Catat! Kenaikan Pajak PJU 3 Persen Ditanggung Masyarakat

Mereka tidak menyangka, grup dadakan ini direspons penonton saat manggung pertama kali. Akhinya,untuk kedua kalinya mereka kembali diundang mengisi acara pernikahan Kepala Dinas Kehutanan di tahun yang sama.

“Dari situlah nama Oldies secara spontan dikenalkan. Alhamdulillah bisa dikenal sampai sekarang,” tutur pria yang sudah berusia 68 tahun ini.

Meski saat itu mereka masih berstatus sebagai karyawan perusahaan, tapi tidak menjadi hambatan dalam berkarya. Bahkan setiap kali ada acara perusahaan tempat mereka bekerja, Oldies selalu tampil untuk menghibur.

Bak gayung bersambut, Oldies diberikan kesempatan untuk mengisi suatu program di radio milik pemerintah saat itu, setiap tiga minggu sekali. Mulai dari program itu, Oldies semakin sering menerima undangan untuk manggung.

Diakui Badrani, kepiawaian bermusik tidak mereka dapatkan dengan mengikuti kursus. Kebanyakan dari para personel Oldies belajar secara autodidak. Hanya berbekal bakat yang diturunkan dari orang tua.

Seperti Nanang Johansyah, pemain saxophone yang memang sejak kecil piawai memainkannya, karena sudah tergabung dalam grup marching band semasa sekolahnya.

Mempertahankan ciri khas sebagai spesialis nostalgia bukan perkara mudah. Terlebih seiring berkembangnya zaman lagu-lagu nostalgia di tahun 70-an, hingga 90-an pun, semakin dilupakan di era millenial.

Karena alas an itulah, Oldies tetap mempertahankannya dengan selalu membawakan musik-musik old, selain sebagai ciri khas, mereka juga ingin mengingatkan kembali kenangan-kenangan pada setiap pendengarnya.

“Kita selalu bawakan lagu-lagu nostalgia, karena sesuai dengan kita juga. Jadi saat kita menyanyikan lagu-lagu lawas orang akan terbawa kembali ke masa itu. Tapi kalau ada yang minta lagu sekarang, kami bisa sesuaikan tapi bukan kami yang menyanyi. Kami bersama personel yang muda-muda,” tutur Sjahrial, pemain perkusi sekaligus vokalis Oldies, yang kini berusia 65 tahun, sembari tersenyum.

Baca Juga :  Suara Air yang Menenangkan

Satu hal yang dapat dicontoh dari Band Oldies, mereka mampu mempertahankan personelnya, bahkan ketika mereka sudah pensiun bekerja. Usia yang tidak lagi muda, nyatanya bukan alasan untuk berhenti berkarya. Keterbukaan, menjadi kunci awetnya hubungan pertemanan mereka, bahkan sudah lebih dikatakan saudara.

“Kami masih tetap ngumpul, walaupun itu hanya makan singkong. Lagipula kami selalu terbuka, jadi kalau ada salah paham kami langsung membicarakan. Begitupula kalau ada panggilan manggung, saya pasti langsung koordinasi ke semuanya tidak ada keputusan yang diambil sepihak,bahkan untuk harga kami tidak matok karena yang penting hobi kami bisa tersalurkan,” tambah Badrani.

Selama ini, sejumlah daerah di Indonesia sudah disambangi Oldies, yang terbaru mereka pernah di undang manggung di Istana Negara di Jakarta.

“Kami juga pernah diundang negara tetangga, di Tawau Malaysia,” tutur Badrani.

Sejauh ini mereka mengakui belum terpikir untuk berhenti bermain musik. Sebab, musik dianggap sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Selama napas masih kuat meniup saxophone dan bisa memainkan musik lainnya, selama itu juga mereka tidak akan pernah berhenti untuk terus berkarya.

“Sampai saya sudah tidak kuat lagi meniup, di situlah saya berhenti bermain musik,” tutur Nanang, pemain saxophone, sekaligus personil tertua Oldies Band. (***/nri)

Most Read

Artikel Terbaru