TARAKAN – Penerapan retribusi di Taman Berlabuh akan dimulai September ini. Retribusi akan dikenakan kepada pengunjung dan pedagang di sekitaran taman.
Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Tarakan Mariyam mengatakan tarif masuk untuk orang dewasa Rp 5 ribu dan anak-anak Rp 3 ribu. Sedangkan untuk pedagang akan dikenakan sesuai dengan ukuran lahan yang digunakan, juga pajak konsumen sebesar 10 persen juga akan dikenakan. “Terutama untuk penjual mainan yang ada, totalnya 38 penjual mainan, dengan jumlah 388 mainan. Sehingga sangat berpotensi sekali untuk menyumbang PAD,” ujarnya.
Nanti pihaknya akan mengosongkan dahulu dan menata lalu memanggil pedagang yang sudah terdata dan aktif berdagang di dalam taman. Pihaknya juga nanti akan membatasi permainan yang ada di Taman Berlabuh, karena saat ini taman kurang nyaman dengan banyaknya arena permainan. “Itu yang harus ditertibkan, agar semua aman dan nyaman berada di taman itu,” ungkapnya.
Diakuinya, Taman Berlabuh dapat menyumbang penghasilan hingga puluhan juta setiap tahunnya.
“Semua akan dilakukan bertahap, kami fokus pada Taman Berlabuh dahulu. Ke depannya, potensi Taman Berkampung lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Ruang dan Dekorasi Kota pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Tarakan Broto Soebagio mengatakan sejak awal penjual sudah cukup banyak, dan langkah-langkah penataannya juga sudah dilakukan koordinasi. Dulu rencananya akan dibentuk unit pelaksana teknis (UPT), khusus untuk taman-taman yang ada. Tetapi karena membutuhkan dana yang besar dan waktu yang relatif lama akhirnya dibatalkan dan diserahkan ke dinas terkait.
“Karena kondisinya sudah terlanjur seperti ini, jadi kami memohonkan jika taman mau ditata harus dikembalikan fungsinya,” beber Broto.
Diakuinya, jika dijadikan taman bermain terasa kurang layak karena eksistingnya bukan untuk taman bermain. Pihaknya juga masih mau membuat pengaturan pengelolaan apakah menjadikan murni taman atau ditambahkan dengan permainan.
“Ini masih dalam pengaturan, nanti akan diterbitkan SK Wali Kota Tarakan,” tambahnya.
Pihaknya berencana untuk memindahkan arena permainan ke Taman Berkampung. Karena proyeksi Taman Berlabuh bukan untuk taman bermain.
“Nanti lihat pada penataannya ke depannya, penataan dari dua taman ini. Itulah nanti yang akan diterapkan. Saat ini, kami mau menata dahulu taman ini. Karena kondisi sekarang dilihat bukan taman, tetapi seperti pasar malam,” urainya. (*/naa/lim)