27.7 C
Tarakan
Saturday, September 23, 2023

BNN Tak Bisa Sendiri

TARAKAN – Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba masih cukup tinggi di setiap tahunnya. Pada 2017 misalnya mencapai 1,77 persen atau sebanyak 3.376.115 orang dan diproyeksikan menurun pada 20222. Namun angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba per tahun sebesar 11.071 atau sekitar 30 orang dalam sehari.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Kaltara AKBP Dadang Djoko Karyanto, M.H, mengatakan jika perang terhadap narkoba harus dilakukan di seluruh lini. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan advokasi pembangunan berwawasan anti narkoba di Kantor BNNP Kaltara, kemarin (30/11).

Pelaksana kegiatan pencegahan peredaran narkotika tidak serta merta BNN yang menuntaskan masalah, tapi seluruh komponen, organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat dan lingkungan swasta, harus bergerak bersama-sama,” terang Dadang kepada Radar Tarakan.

Jelang akhir tahun monitoring evaluasi merupakan bagian dari kegiatan selama setahun yang dilakukan, terhadap advokasi, asistensi yang melibatkan swasta, lingkungan pemerintahan, perguruan tinggi, hingga organisasi kemasyarakat. Menurutnya, pencegahan dapat dilakukan sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

“Dari monitoring dan evaluasi ini kita bisa melihat kemajuan itu, dari rekan swasta, advokasi sekian, sosialisasi sekian, sesuai tupoksinya. Contoh, diskominfo, mencegah penjualan narkoba di media sosial,” sebutnya.

Baca Juga :  Polri Harus Dapatkan Kepercayaan dari Masyarakat

“Seperti di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, setiap perkuliahan memunculkan logo stop narkoba. Di UBT, bagaimana penelitian terhadap hukum baru kaitannya dengan narkoba, data prevalensi, data pengguna, ada kegiatan advokasi lainnya, kegiatan diseminasi informasi, tes urine, dan pemberantasan. Dari semua, pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran atau P4GN agar tujuan yang dimaksud tercapai,” tambahnya.

BNNP sejak resmi dibentuk di Kaltara, banyak melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan, pun di lingkungan pemerintahan. “Dari beberapa kegiatan tes urine, ada kami temukan, cuma rahasia. Menyangkut kerahasiaan. Ending-nya pemberdayaan, bagaimana mengubah eks pengguna narkoba menjadi pro aktif meninggalkan narkoba,” terangnya.

Bahkan para eks pengguna diberi pemberdayaan alternatif seperti menggeluti usaha baru. “Ada yang kami bukakan pangkas rambut. Siapa tahu ini bisa menjadi bekal modal mereka. Kami akan bantu alat, untuk menggelar kegiatan yang sekiranya membantu perekonomian mereka. Kembali lagi ke individunya, mau enggak berubah? BNN ini ada pencegahan, penindakan, rehabilitasi. Ketiganya harus bergerak bersama,” urai Dadang.

Baca Juga :  Terlibat Penyeludupan Kosmetik Ilegal, Dua Oknum Kepala Kantor Pos Tersangka

Sementara itu, perwakilan Kesbangpol Kaltara Frans Johanes L.T, mengungkap dari data yang dikumpulkan pihaknya, di antara pengguna didominasi oleh kaum pekerja. Kemudian disusul pelajar dan masyarakat umum lainnya. Di Kaltara, dua daerah menjadi fokus dari Kesbangpol dalam upaya pencegahan, yakni Sebatik dan Tarakan.

“Ini kegiatan rutin, target penyuluhan, minimal 200 orang di masing-masing kabupaten/kota. Ada pula peningkatan kewaspadaan dini, Satpol PP juga digalakkan menyisir penyakit masyarakat. Pemprov juga tengah menggodok perda dan pergub terhadap pengawasan lintas batas negara,” sebut pria yang akrab disapa Johanes ini.

Seluruh OPD terkait diharapkan mampu melaksanakan rencana aksinya dengan baik. “Pendidikan dasar dan menengah ini yang terutama, memiliki peran sangat penting. Narkoba saat ini tidak hanya menyasar kaum dewasa, contoh kecil perilaku mengarah pada penyalahgunaan obat-obatan itu dengan menghisap lem. Lembaga-lembaga pendidikan harus menyampaikan ini di setiap jam belajar. Bahaya besar mengintai,” ujarnya. (lim)

 

TARAKAN – Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba masih cukup tinggi di setiap tahunnya. Pada 2017 misalnya mencapai 1,77 persen atau sebanyak 3.376.115 orang dan diproyeksikan menurun pada 20222. Namun angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba per tahun sebesar 11.071 atau sekitar 30 orang dalam sehari.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Kaltara AKBP Dadang Djoko Karyanto, M.H, mengatakan jika perang terhadap narkoba harus dilakukan di seluruh lini. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan advokasi pembangunan berwawasan anti narkoba di Kantor BNNP Kaltara, kemarin (30/11).

Pelaksana kegiatan pencegahan peredaran narkotika tidak serta merta BNN yang menuntaskan masalah, tapi seluruh komponen, organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat dan lingkungan swasta, harus bergerak bersama-sama,” terang Dadang kepada Radar Tarakan.

Jelang akhir tahun monitoring evaluasi merupakan bagian dari kegiatan selama setahun yang dilakukan, terhadap advokasi, asistensi yang melibatkan swasta, lingkungan pemerintahan, perguruan tinggi, hingga organisasi kemasyarakat. Menurutnya, pencegahan dapat dilakukan sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

“Dari monitoring dan evaluasi ini kita bisa melihat kemajuan itu, dari rekan swasta, advokasi sekian, sosialisasi sekian, sesuai tupoksinya. Contoh, diskominfo, mencegah penjualan narkoba di media sosial,” sebutnya.

Baca Juga :  Polri Harus Dapatkan Kepercayaan dari Masyarakat

“Seperti di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, setiap perkuliahan memunculkan logo stop narkoba. Di UBT, bagaimana penelitian terhadap hukum baru kaitannya dengan narkoba, data prevalensi, data pengguna, ada kegiatan advokasi lainnya, kegiatan diseminasi informasi, tes urine, dan pemberantasan. Dari semua, pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran atau P4GN agar tujuan yang dimaksud tercapai,” tambahnya.

BNNP sejak resmi dibentuk di Kaltara, banyak melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan, pun di lingkungan pemerintahan. “Dari beberapa kegiatan tes urine, ada kami temukan, cuma rahasia. Menyangkut kerahasiaan. Ending-nya pemberdayaan, bagaimana mengubah eks pengguna narkoba menjadi pro aktif meninggalkan narkoba,” terangnya.

Bahkan para eks pengguna diberi pemberdayaan alternatif seperti menggeluti usaha baru. “Ada yang kami bukakan pangkas rambut. Siapa tahu ini bisa menjadi bekal modal mereka. Kami akan bantu alat, untuk menggelar kegiatan yang sekiranya membantu perekonomian mereka. Kembali lagi ke individunya, mau enggak berubah? BNN ini ada pencegahan, penindakan, rehabilitasi. Ketiganya harus bergerak bersama,” urai Dadang.

Baca Juga :  Menang Hitung Cepat Pilgub Kaltara, Zainal-Yansen Ajak Warga Bersatu

Sementara itu, perwakilan Kesbangpol Kaltara Frans Johanes L.T, mengungkap dari data yang dikumpulkan pihaknya, di antara pengguna didominasi oleh kaum pekerja. Kemudian disusul pelajar dan masyarakat umum lainnya. Di Kaltara, dua daerah menjadi fokus dari Kesbangpol dalam upaya pencegahan, yakni Sebatik dan Tarakan.

“Ini kegiatan rutin, target penyuluhan, minimal 200 orang di masing-masing kabupaten/kota. Ada pula peningkatan kewaspadaan dini, Satpol PP juga digalakkan menyisir penyakit masyarakat. Pemprov juga tengah menggodok perda dan pergub terhadap pengawasan lintas batas negara,” sebut pria yang akrab disapa Johanes ini.

Seluruh OPD terkait diharapkan mampu melaksanakan rencana aksinya dengan baik. “Pendidikan dasar dan menengah ini yang terutama, memiliki peran sangat penting. Narkoba saat ini tidak hanya menyasar kaum dewasa, contoh kecil perilaku mengarah pada penyalahgunaan obat-obatan itu dengan menghisap lem. Lembaga-lembaga pendidikan harus menyampaikan ini di setiap jam belajar. Bahaya besar mengintai,” ujarnya. (lim)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru