27.7 C
Tarakan
Wednesday, June 7, 2023

Dua RT 'Digasak' Si Jago Merah

SUASANA di rukun tetangga (RT)25 dan 32, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan Barat mendadak mencekam, sekira pukul 16.15 Wita, kemarin (30/4). Si jago merah mengamuk di kawasan itu.

Tangis pecah di sana-sini. Risma, salah seorang di antara warga yang menjadi korban mengingat jelas bagaimana kebakaran itu bermula. Ia hanya bisa berlari keluar dari rumah. “Semua orang berlarian, ada yang lari gendong bayi,” kata Risma.

Beberapa lainnya berlari dan mengamankan barang-barang dari rumah. Tidak berangsur lama, kobaran api pun membesar, merembet ke beberapa rumah yang rata-rata berkonstruksi kayu itu. “Rumah berdempetan semua, anginnya tadi kencang, jadi cepat besar,” terangnya.

“Api membesar pas di belakang rumah saya, kami semua berdoa agar cepat reda, tapi ternyata makin luas,” kata dia.

H. Hamka, warga setempat mendengar dua kali ledakan yang berasal dari rumah warga. Setelah itu, api merembet sangat cepat. Ia menduga kebakaran itu berasal dari tabung gas.

Akses jalan masuk membuat tim pemadam kebakaran kesulitan. “Jembatannya juga agak susah dilalui karena kayu. Aksesnya pun susah dijangkau,” ucapnya.

Rumahnya pun terkena imbas, namun tidak sampai rata dengan tanah. Ia mengaku, tidak ada firasat kebakaran menimpa kawasan itu.

“Namanya musibah, tak ada yang mengetahuinya. Pasrah dan berdoa saja, semoga tak ada korban,” harapnya.

“Banyak warga yang sampai manjat-manjat melalui seng dari rumah satu ke rumah lain untuk meredakan kobaran api yang semakin membesar,” imbuhnya.

Ketua RT 32, Abdul Hakim mengatakan api berasal dari rumah kontrakan dengan 12 pintu, padahal rumah itu baru dua tahun didirikan. Pada saat kejadian, diakuinya listrik tidak padam dan memang tiba-tiba api langsung datang dan membesar dengan cepat.

Baca Juga :  Usulkan 30 Nama untuk Dilantik

“Saya tadi di belakang itu, orang-orang pada teriak dan kami secepatnya mencoba memadamkan dan memanggil pemadam kebakaran,” katanya.

Kasi Pemadam Kebakaran (PMK) Sem Rura mengatakan pihaknya mendapatkan informasi sekitar pukul 16.45 Wita, setelah itu langsung meluncur dan mengerahkan semua personil dan beberapa peralatan pemadam seperti empat mobil pemadam, dan empat mobil tangki.

“Jumlahnya sekitar delapan, kami belum tahu persis. Yang pasti kami mengerahkan semua tim dan peralatan yang ada,” ungkapnya.

Api baru bisa dipadamkan sekira pukul 18.45 Wita. Sekira pukul 20.49 pihaknya masih berada di lokasi kejadian untuk melakukan pendinginan. “Kami saat ini hanya fokus untuk memadamkan api terlebih dahulu. Agar kondisi menjadi stabil dan kembali aman,” terangnya.

Api diduga berasal dari salah satu rumah warga di RT 25, atas nama Nurhalisah. Dari data sementara, lebih dari 30 rumah warga yang hangus terbakar. Kepala Markas PMI Provinsi Kaltara Amrin mengatakan dugaan yang menguat, karena korsleting listrik. “Infonya arus pendek,” ujarnya.

Dijelaskan dalam peristiwa kebakaran kali ini sedikitnya ada 7 korban yang harus mendapatkan penanganan medis oleh tim medis TNI AL dan relawan PMI.

“Ada 4 orang yang mengalami trauma dan 3 orang lainnya mengalami luka robek,” ungkapnya.

Baca Juga :  Gerobak Pengangkut Sampah Hilang

Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan bergerak cepat dengan membangun tenda darurat bagi para korban kebakaran.

“Ini merupakan SOP ketika terjadi bencana, ada beberapa tenda darurat yang kita dirikan berasal dari BPBD, Dinas Sosial serta Tagana, tenda ini digunakan untuk korban kebakaran yang sudah tidak tahu harus tinggal di mana untuk sementara waktu,” ucap Firmananur, Sekretaris Kota (Sekkot) Tarakan.

Selain tenda darurat, untuk memenuhi kebutuhan akan makanan sehari-hari, dibuka juga dapur umum untuk mengakamodir kebutuhan makan korban kebakaran. “Obat-obatan dan kebutuhan korban pengungsian juga akan menyusul, yang jelas sudah ada SOP ketika terjadi bencana, kami juga berharap ada bantuan dari pihak-pihak lainnya,” ucapnya.

Terkait peristiwa kebakaran kali ini, dirinya juga turut prihatin. “Namanya musibah, tidak ada satu orang pun ingin mengalami ini, tentu di balik suatu musibah ada hikmahnya,” pungkasnya.

Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan Rusli Jabba angkat bicara menyoal kesulitan yang dialami PMK sata kebakaran terjadi. “Saya prihatin melihat ini. Setiap mau puasa pasti begini,” ucap anggota Komisi II tersebut.

Untuk mendapatkan data korban kebakaran, Rusli meminta bantuan ketua RT agar dapat menuliskan data masyarakat yang menjadi korban kebakaran tersebut. Selanjutnya, Rusli berencana berkoordinasi dengan anggota DPRD yang lain.

Ia juga mengemukakan usulannya kapal pemadam. “Kalau sekarang ada rumah sakit pakai speedboat, sekarang pemadam kebakaran kapal juga harus dipikirkan,” pungkasnya. (ays/*/naa/jnr/*/shy/lim)

SUASANA di rukun tetangga (RT)25 dan 32, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan Barat mendadak mencekam, sekira pukul 16.15 Wita, kemarin (30/4). Si jago merah mengamuk di kawasan itu.

Tangis pecah di sana-sini. Risma, salah seorang di antara warga yang menjadi korban mengingat jelas bagaimana kebakaran itu bermula. Ia hanya bisa berlari keluar dari rumah. “Semua orang berlarian, ada yang lari gendong bayi,” kata Risma.

Beberapa lainnya berlari dan mengamankan barang-barang dari rumah. Tidak berangsur lama, kobaran api pun membesar, merembet ke beberapa rumah yang rata-rata berkonstruksi kayu itu. “Rumah berdempetan semua, anginnya tadi kencang, jadi cepat besar,” terangnya.

“Api membesar pas di belakang rumah saya, kami semua berdoa agar cepat reda, tapi ternyata makin luas,” kata dia.

H. Hamka, warga setempat mendengar dua kali ledakan yang berasal dari rumah warga. Setelah itu, api merembet sangat cepat. Ia menduga kebakaran itu berasal dari tabung gas.

Akses jalan masuk membuat tim pemadam kebakaran kesulitan. “Jembatannya juga agak susah dilalui karena kayu. Aksesnya pun susah dijangkau,” ucapnya.

Rumahnya pun terkena imbas, namun tidak sampai rata dengan tanah. Ia mengaku, tidak ada firasat kebakaran menimpa kawasan itu.

“Namanya musibah, tak ada yang mengetahuinya. Pasrah dan berdoa saja, semoga tak ada korban,” harapnya.

“Banyak warga yang sampai manjat-manjat melalui seng dari rumah satu ke rumah lain untuk meredakan kobaran api yang semakin membesar,” imbuhnya.

Ketua RT 32, Abdul Hakim mengatakan api berasal dari rumah kontrakan dengan 12 pintu, padahal rumah itu baru dua tahun didirikan. Pada saat kejadian, diakuinya listrik tidak padam dan memang tiba-tiba api langsung datang dan membesar dengan cepat.

Baca Juga :  Napi Nunukan Diduga Terlibat Sabu 4,5 Kg

“Saya tadi di belakang itu, orang-orang pada teriak dan kami secepatnya mencoba memadamkan dan memanggil pemadam kebakaran,” katanya.

Kasi Pemadam Kebakaran (PMK) Sem Rura mengatakan pihaknya mendapatkan informasi sekitar pukul 16.45 Wita, setelah itu langsung meluncur dan mengerahkan semua personil dan beberapa peralatan pemadam seperti empat mobil pemadam, dan empat mobil tangki.

“Jumlahnya sekitar delapan, kami belum tahu persis. Yang pasti kami mengerahkan semua tim dan peralatan yang ada,” ungkapnya.

Api baru bisa dipadamkan sekira pukul 18.45 Wita. Sekira pukul 20.49 pihaknya masih berada di lokasi kejadian untuk melakukan pendinginan. “Kami saat ini hanya fokus untuk memadamkan api terlebih dahulu. Agar kondisi menjadi stabil dan kembali aman,” terangnya.

Api diduga berasal dari salah satu rumah warga di RT 25, atas nama Nurhalisah. Dari data sementara, lebih dari 30 rumah warga yang hangus terbakar. Kepala Markas PMI Provinsi Kaltara Amrin mengatakan dugaan yang menguat, karena korsleting listrik. “Infonya arus pendek,” ujarnya.

Dijelaskan dalam peristiwa kebakaran kali ini sedikitnya ada 7 korban yang harus mendapatkan penanganan medis oleh tim medis TNI AL dan relawan PMI.

“Ada 4 orang yang mengalami trauma dan 3 orang lainnya mengalami luka robek,” ungkapnya.

Baca Juga :  Jalur Masuk Tarakan Ketat Hingga Akhir Juli

Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan bergerak cepat dengan membangun tenda darurat bagi para korban kebakaran.

“Ini merupakan SOP ketika terjadi bencana, ada beberapa tenda darurat yang kita dirikan berasal dari BPBD, Dinas Sosial serta Tagana, tenda ini digunakan untuk korban kebakaran yang sudah tidak tahu harus tinggal di mana untuk sementara waktu,” ucap Firmananur, Sekretaris Kota (Sekkot) Tarakan.

Selain tenda darurat, untuk memenuhi kebutuhan akan makanan sehari-hari, dibuka juga dapur umum untuk mengakamodir kebutuhan makan korban kebakaran. “Obat-obatan dan kebutuhan korban pengungsian juga akan menyusul, yang jelas sudah ada SOP ketika terjadi bencana, kami juga berharap ada bantuan dari pihak-pihak lainnya,” ucapnya.

Terkait peristiwa kebakaran kali ini, dirinya juga turut prihatin. “Namanya musibah, tidak ada satu orang pun ingin mengalami ini, tentu di balik suatu musibah ada hikmahnya,” pungkasnya.

Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan Rusli Jabba angkat bicara menyoal kesulitan yang dialami PMK sata kebakaran terjadi. “Saya prihatin melihat ini. Setiap mau puasa pasti begini,” ucap anggota Komisi II tersebut.

Untuk mendapatkan data korban kebakaran, Rusli meminta bantuan ketua RT agar dapat menuliskan data masyarakat yang menjadi korban kebakaran tersebut. Selanjutnya, Rusli berencana berkoordinasi dengan anggota DPRD yang lain.

Ia juga mengemukakan usulannya kapal pemadam. “Kalau sekarang ada rumah sakit pakai speedboat, sekarang pemadam kebakaran kapal juga harus dipikirkan,” pungkasnya. (ays/*/naa/jnr/*/shy/lim)

Most Read

Artikel Terbaru