28.7 C
Tarakan
Thursday, October 5, 2023

RSUD Tarakan Miliki Ruang NICU untuk Perawatan Intensif Bayi Prematur

TARAKAN – Sebagai rumah sakit rujukan di Kalimantan Utara (Kaltara), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan terus berupaya melengkapi pelayanan kesehatannya dalam rangka memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

Salah satu pelayanan kesehatan terbaru yang dibuka oleh rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara adalah ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU).
Dibukanya pelayanan ruang NICU ditandai dengan syukuran yang dihadiri langsung Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD, Kepala Ruangan NICU Ns. Wilma Nurilla S.Kep, dokter spesialis anak dan pegawai di RSUD Tarakan, Kamis (1/4/2021).

Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD menyambut baik layanan baru tersebut untuk memaksimalkan pelayanan RSUD Tarakan terutama dalam perawatan bayi yang baru lahir secara prematur.
“Selama ini memang kan kita tidak ada, dari dulu sih kita mau bikin, cuma waktu itu keterbatasan SDM (sumber daya manusia),” ujar Muhammad Hasbi Hasyim kepada awak media, ditemui disela acara.

Untuk memaksimalkan pelayanan ruang NICU, RSUD Tarakan telah didukung dengan SDM tenaga medis yang memadai. Di antaranya jumlah dokter spesialis anak sudah mencapai 7 dokter, dari sebelumnya hanya 2 dokter spesialis anak. Didukung juga dokter spesialis anastesi sebanyak 3 dokter.

Di samping itu, ruangan NICU RSUD Tarakan juga dilengkapi peralatan medis seperi inkubator dan ventilator dan peralatan lainnya. Disiapkan juga beberapa ruangan untuk perawatan bayi. Sehingga dijamin Muhammad Hasbi Hasyim, peralatan sudah sesuai standar.

Baca Juga :  SDM Tersedia tapi Belum Beroperasi

“Baru kita buka hari ini. Selama ini kalau ada kasus, karena itu saya bilang tadi, keterbatasan SDM, peralatan juga waktu itu masih terbatas, sehingga kami biasanya taruhnya di ICCU, digabung sama dewasa. Nanti kalau ada kasus-kasus bayi baru lahir sampai usia 28 hari, tidak perlu taruh lagi di ICCU biasa, tapi khusus perawatan di sini,” ungkap Hasbi Hasyim.

Dengan dibukanya ruang NICU ini, Muhammad Hasbi Hasyim berharap bisa menekan angka kematian bayi baru lahir. “Harapannya seperti itu,” harapnya.
Ke depan, dibeberkan Hasyim Hasyim, pihaknya akan membuka layanan penyakit jantung, seiring ditetapkan RSUD Tarakan sebagai rumah sakit rujukan untuk penyakit tersebut.

“Tahun kemarin 2020 itu, dengan Permenkes yang baru kami ditetapkan rujukan radiologi, rujukan jantung. Jadi harapannya dari Kemenkes itu bahwa nanti di Tarakan bisa dilakukan. Tidak perlu kita rujuk lagi ke Harapan Kita atau ke Surabaya atau ke Jogja,” tuturnya. 
RSUD Tara xkan akan dibantu peralatan dari Kementerian Kesehatan, yang menurut informasi yang diperoleh Hasbi Hasyim, akan dialokasikan pengadaannya pada tahun depan. Namun, harus diikuti juga dengan keseriusan Pemprov Kaltara menyiapkan sarana fisiknya berupa bangunan.

Dibukanya ruang NICU juga disambut baik Kepala Ruangan NICU RSUD Tarakan Ns. Wilma Nurilla S.Kep sebagai upaya memberikan pertawatan intensif bagi bayi yang lahir prematur.

Baca Juga :  Diterjang Banjir, Jembatan Kenanga Rusak

“Alhamdulillah akhirnya unit perawatan intensif, khususnya untuk neonatus atau untu bayi usia 0 sampai 28 hari ini akhirnya bisa dibuka,” ujar  Wilma Nurilla S.Kep.

Menurutnya, jumlah angka kejadian bayi lahir prematur, kurang bulan dan berat badan lahir rendah banyak sekali di RSUD Tarakan. Faktornya di antaranya kurangnya pemahaman terkait kehamilan ataupun kurang bulan.

“Dengan adanya NICU ini harapannya perawatan intensif untuk bayi bisa berjalan dengan baik, dengan sarana prasarana yang sudah direncanakan untuk memenuhi standar asuhan keperawatan khususnya di neonatal level 3. Selama ini kan yang sudah ada kan hanya perawatan neonatal untuk level 1 dan level 2,” harapnya.

Dokter spesialis anak RSUD Tarakan dr. Sigit Prasetyo Sp.A  dengan layanan ini memberikan perawatan khusus bagi bayi sakit kritis, dengan SDM dan peralatan yang standar.

“Selama ini sebelum ada ruang ini, sudah ada perawatan bayi. Artinya kalau di ruang NICU, nanti itu standar dari peralatannya, standar SDM-nya, kemudian standar ruangannya, itu khusus. Kalau kemarin kan ruang biasa di ruang bayi,” tuturnya.

“Dengan adanya neonatus ini diharapkan kita memberikan pelayanan bayi-bayi yang sakit kritis dapat lebih optimal,” harapnya. (adv/ww)

TARAKAN – Sebagai rumah sakit rujukan di Kalimantan Utara (Kaltara), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan terus berupaya melengkapi pelayanan kesehatannya dalam rangka memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

Salah satu pelayanan kesehatan terbaru yang dibuka oleh rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara adalah ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU).
Dibukanya pelayanan ruang NICU ditandai dengan syukuran yang dihadiri langsung Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD, Kepala Ruangan NICU Ns. Wilma Nurilla S.Kep, dokter spesialis anak dan pegawai di RSUD Tarakan, Kamis (1/4/2021).

Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD menyambut baik layanan baru tersebut untuk memaksimalkan pelayanan RSUD Tarakan terutama dalam perawatan bayi yang baru lahir secara prematur.
“Selama ini memang kan kita tidak ada, dari dulu sih kita mau bikin, cuma waktu itu keterbatasan SDM (sumber daya manusia),” ujar Muhammad Hasbi Hasyim kepada awak media, ditemui disela acara.

Untuk memaksimalkan pelayanan ruang NICU, RSUD Tarakan telah didukung dengan SDM tenaga medis yang memadai. Di antaranya jumlah dokter spesialis anak sudah mencapai 7 dokter, dari sebelumnya hanya 2 dokter spesialis anak. Didukung juga dokter spesialis anastesi sebanyak 3 dokter.

Di samping itu, ruangan NICU RSUD Tarakan juga dilengkapi peralatan medis seperi inkubator dan ventilator dan peralatan lainnya. Disiapkan juga beberapa ruangan untuk perawatan bayi. Sehingga dijamin Muhammad Hasbi Hasyim, peralatan sudah sesuai standar.

Baca Juga :  Soal Amandemen UU, DPD RI: PT 0 Persen

“Baru kita buka hari ini. Selama ini kalau ada kasus, karena itu saya bilang tadi, keterbatasan SDM, peralatan juga waktu itu masih terbatas, sehingga kami biasanya taruhnya di ICCU, digabung sama dewasa. Nanti kalau ada kasus-kasus bayi baru lahir sampai usia 28 hari, tidak perlu taruh lagi di ICCU biasa, tapi khusus perawatan di sini,” ungkap Hasbi Hasyim.

Dengan dibukanya ruang NICU ini, Muhammad Hasbi Hasyim berharap bisa menekan angka kematian bayi baru lahir. “Harapannya seperti itu,” harapnya.
Ke depan, dibeberkan Hasyim Hasyim, pihaknya akan membuka layanan penyakit jantung, seiring ditetapkan RSUD Tarakan sebagai rumah sakit rujukan untuk penyakit tersebut.

“Tahun kemarin 2020 itu, dengan Permenkes yang baru kami ditetapkan rujukan radiologi, rujukan jantung. Jadi harapannya dari Kemenkes itu bahwa nanti di Tarakan bisa dilakukan. Tidak perlu kita rujuk lagi ke Harapan Kita atau ke Surabaya atau ke Jogja,” tuturnya. 
RSUD Tara xkan akan dibantu peralatan dari Kementerian Kesehatan, yang menurut informasi yang diperoleh Hasbi Hasyim, akan dialokasikan pengadaannya pada tahun depan. Namun, harus diikuti juga dengan keseriusan Pemprov Kaltara menyiapkan sarana fisiknya berupa bangunan.

Dibukanya ruang NICU juga disambut baik Kepala Ruangan NICU RSUD Tarakan Ns. Wilma Nurilla S.Kep sebagai upaya memberikan pertawatan intensif bagi bayi yang lahir prematur.

Baca Juga :  Hafid Achmad Didorong Maju Pileg 2019

“Alhamdulillah akhirnya unit perawatan intensif, khususnya untuk neonatus atau untu bayi usia 0 sampai 28 hari ini akhirnya bisa dibuka,” ujar  Wilma Nurilla S.Kep.

Menurutnya, jumlah angka kejadian bayi lahir prematur, kurang bulan dan berat badan lahir rendah banyak sekali di RSUD Tarakan. Faktornya di antaranya kurangnya pemahaman terkait kehamilan ataupun kurang bulan.

“Dengan adanya NICU ini harapannya perawatan intensif untuk bayi bisa berjalan dengan baik, dengan sarana prasarana yang sudah direncanakan untuk memenuhi standar asuhan keperawatan khususnya di neonatal level 3. Selama ini kan yang sudah ada kan hanya perawatan neonatal untuk level 1 dan level 2,” harapnya.

Dokter spesialis anak RSUD Tarakan dr. Sigit Prasetyo Sp.A  dengan layanan ini memberikan perawatan khusus bagi bayi sakit kritis, dengan SDM dan peralatan yang standar.

“Selama ini sebelum ada ruang ini, sudah ada perawatan bayi. Artinya kalau di ruang NICU, nanti itu standar dari peralatannya, standar SDM-nya, kemudian standar ruangannya, itu khusus. Kalau kemarin kan ruang biasa di ruang bayi,” tuturnya.

“Dengan adanya neonatus ini diharapkan kita memberikan pelayanan bayi-bayi yang sakit kritis dapat lebih optimal,” harapnya. (adv/ww)

Terpopuler

Artikel Terbaru