27.7 C
Tarakan
Saturday, September 23, 2023

PLBL Harusnya Dermaga Satu Pintu

NUNUKAN – Aktivitas penyeberangan di Nunukan tiap hari dilakukan oleh masyarakat dengan beberapa dermaga yang digunakan. Mulai dermaga resmi hingga dermaga ilegal. Sehingga hal itu perlu diubah, untuk menjadikan dermaga yang berpusat pada satu titik.

General Manejer (GM) PT Pelabuhan Indoensia (Pelindo) IV Cabang Nunukan, Muhammad Ilyas mengatakan, di Nunukan telah ada pelabuhan khusus yang melayani jalur internasional. Sehingga semua terpusat di satu titik dan pengawasan lebih mudah.

“Pelabuhan ini atau dermaga bukan tempat persaingan. Saya bisa saja menambah transportasi laut yang lebih cepat tiba di Tawau, sehingga para penumpang akan lebih memilih transportasi yang saya siapkan,” kata Muhammad Ilyas.

Untuk itu, telah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, agar memikirkan kembali agar tidak menambah pelabuhan untuk jalur internasional. Ego sektoral harus dihilangkan, lebih baik fokus yang telah ada saat ini.

Menurutnya, semua program pemerintah harus didukung oleh instansi vertikal. Termasuk PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Cabang Nunukan, tak pernah berhenti untuk ikut mengembangkan kondisi daerah, khusus di wilayah pelabuhan.

Baca Juga :  Sampai di Nunukan, Seluruh Pekerja Migran Wajib Jalani Rapid Test

“Pelabuhan Tunon Taka ini merupakan sumber ekonomi daerah. Karena semua barang yang masuk dari luar melalui pelabuhan dan tidak ada tempat lain. Sisa dikembangkan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Ia menyarakan, lebih baik Pemkab Nunukan mentertibkan seluruh speedboat yang mengangkut penumpang disatukan di Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung. Daripada bebas berkeliaran untuk singgah di dermaga mana saja.

Seperti saat ini ada sekira 12 dermaga yang tidak jelas fungsi dari dermaga tersebut. Jika ingin mengurangi tindakan ilegal, maka dibuatkan dermaga satu pintu. Sehingga pengawasan lebih mudah dilakukan.

“Saat ini harus berpikir ke depan, jika masih ingin seperti ini maka akan ketinggalan nantinya dengan daerah lain,” tambahnya.

Baca Juga :  Ambulans Tewaskan Dua Pelajar

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan, Edi  mengatakan, seperti rencana awal penggunaan PLBL Liem Hie Djung sebagai tempat penyeberangan internasional. Karena saat ini tempat penyeberangan untuk rute Nunukan-Tawau, Malaysia dilakukan di Pelabuhan Tunon Taka.

“Saat ini masih konsentrasi menyelesaikan status peningkatan PLBL Liem Hie Djung, dengan kapal yang menggunakan mesin 30 Gross Tonnage (GT) menjadi 175 GT. Agar layak kapal resmi yang mengangkut penumpang ke Tawau, Malaysia dapat sandar di PLBL Liem Hie Djung,” kata Edi

Upaya yang dilakukan agar PLBL Liem Hei Djung segera terealisasi digunakan untuk rute internasional, bahwa pada Senin (16/7), lalu telah dilakukan pertemuan dengan Direktur Kepelabuhanan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Dokumen telah dilengkapi, sisa menunggu proses dari Kemenhub saja terkait penetapan izin operasional untuk 175 GT” ujarnya. (nal/nri)

 

 

 

 

NUNUKAN – Aktivitas penyeberangan di Nunukan tiap hari dilakukan oleh masyarakat dengan beberapa dermaga yang digunakan. Mulai dermaga resmi hingga dermaga ilegal. Sehingga hal itu perlu diubah, untuk menjadikan dermaga yang berpusat pada satu titik.

General Manejer (GM) PT Pelabuhan Indoensia (Pelindo) IV Cabang Nunukan, Muhammad Ilyas mengatakan, di Nunukan telah ada pelabuhan khusus yang melayani jalur internasional. Sehingga semua terpusat di satu titik dan pengawasan lebih mudah.

“Pelabuhan ini atau dermaga bukan tempat persaingan. Saya bisa saja menambah transportasi laut yang lebih cepat tiba di Tawau, sehingga para penumpang akan lebih memilih transportasi yang saya siapkan,” kata Muhammad Ilyas.

Untuk itu, telah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, agar memikirkan kembali agar tidak menambah pelabuhan untuk jalur internasional. Ego sektoral harus dihilangkan, lebih baik fokus yang telah ada saat ini.

Menurutnya, semua program pemerintah harus didukung oleh instansi vertikal. Termasuk PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Cabang Nunukan, tak pernah berhenti untuk ikut mengembangkan kondisi daerah, khusus di wilayah pelabuhan.

Baca Juga :  Disdukcapil Pastikan Pelayanan Publik Tak Berpengaruh

“Pelabuhan Tunon Taka ini merupakan sumber ekonomi daerah. Karena semua barang yang masuk dari luar melalui pelabuhan dan tidak ada tempat lain. Sisa dikembangkan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Ia menyarakan, lebih baik Pemkab Nunukan mentertibkan seluruh speedboat yang mengangkut penumpang disatukan di Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung. Daripada bebas berkeliaran untuk singgah di dermaga mana saja.

Seperti saat ini ada sekira 12 dermaga yang tidak jelas fungsi dari dermaga tersebut. Jika ingin mengurangi tindakan ilegal, maka dibuatkan dermaga satu pintu. Sehingga pengawasan lebih mudah dilakukan.

“Saat ini harus berpikir ke depan, jika masih ingin seperti ini maka akan ketinggalan nantinya dengan daerah lain,” tambahnya.

Baca Juga :  Kebakaran Lagi, Rumah Kontrakan Hangus Dilalap Api

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan, Edi  mengatakan, seperti rencana awal penggunaan PLBL Liem Hie Djung sebagai tempat penyeberangan internasional. Karena saat ini tempat penyeberangan untuk rute Nunukan-Tawau, Malaysia dilakukan di Pelabuhan Tunon Taka.

“Saat ini masih konsentrasi menyelesaikan status peningkatan PLBL Liem Hie Djung, dengan kapal yang menggunakan mesin 30 Gross Tonnage (GT) menjadi 175 GT. Agar layak kapal resmi yang mengangkut penumpang ke Tawau, Malaysia dapat sandar di PLBL Liem Hie Djung,” kata Edi

Upaya yang dilakukan agar PLBL Liem Hei Djung segera terealisasi digunakan untuk rute internasional, bahwa pada Senin (16/7), lalu telah dilakukan pertemuan dengan Direktur Kepelabuhanan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Dokumen telah dilengkapi, sisa menunggu proses dari Kemenhub saja terkait penetapan izin operasional untuk 175 GT” ujarnya. (nal/nri)

 

 

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru