27.7 C
Tarakan
Wednesday, June 7, 2023

Berkenalan dengan Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, Ryan Aditya

Awal 2023 menjadi momen tak terlupakan bagi Ryan Aditya. Bagaimana tidak, surat keputusan (SK) tugas baru yang ia terima menempatkannya menjadi kepala Kantor Imigrasi Kelas II-B Nunukan. Bahkan, lulusan IAM 2007 silam ini tercatat sebagai orang yang pertama kali diangkatannya yang menduduki jabatan sebagai kepala kantor. Seperti apa sosok Ryan Aditya? Berikut ulasannya.

ASRULLAH

RYAN Aditya, Amd, Im., SH., M.Si merupakan lulusan Akademi Imigrasi (AIM) angkatan IX yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Imigrasi Kelas IIB Nunukan. Sebelum menjabat sebagai pimpinan Imigrasi Nunukan, ia telah berpetualang menjalankan tugas di sejumlah daerah.

Sehingga, bertugas di Nunukan yang merupakan wilayah perbatasan tidak asing baginya. Karena, sejak kecil ia sudah mengikuti orang tuanya yang merupakan pegawai Imigrasi. Pertama, ia memulai pendidikan sekolah dasar di Timor Timur (sebelum menjadi Negara Timor Leste). Belum sempat menyelesaikan pendidikan SD di Timtim, ia harus pindah sekolah karena ayahnya ditugaskan di Jakarta.

Kemudian, ia lulus pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) di SMPN 5 Tangerang. Di kota yang sama pendidikan sekolah menengah atas (SMA) ditamatkan di SMAN 1 Tangerang. “Saya dari keluarga Imigrasi, ayah saya selalu berpindah-pindah tugas. Pas lanjut SMA sudah tidak ikut orang tua pindah-pindah lagi,” ucap Ryan saat memulai kisahnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, ia sudah memiliki tekat mengikuti jejak ayahnya yang menjadi abdi negara. Hanya, keinginannya semula hanya mendapatkan dukung dari sang ibu. Sehingga, saat seleksi masuk Akademi Imigrasi (AIM) tidak diketahui ayahnya. Karena merasa khawatir tidak lulus seleksi AIM, ia sempat mengikut perkuliahan di Untar dengan jurusan hukum. “Saat itu tes AIM hingga di tes terakhir baru diketahui ayah saya. Alhamdulillah, kalau ibu mendukung. Sementara ayah tidak. Karena saat itu ayah beranggapan untuk apalagi? Karena selama ini ayah harus pindah pindah tugas. Jadi cukup ayah saja. Saya sempat kuliah ambil Jurusan Hukum Untar. Karena pembukaan seleksi AIM akhir tahun sebagai antisipasi ketika tidak diterima di AIM,” kisahnya.

Baca Juga :  Dilematis BNNK terhadap Rumah Rehabilitasi 

Pasca dinyatakan lulus di AIM pada 2005, ia dinyatakan lulus pada 2007 dan bertugas di kantor Imigrasi Pusat. Selama setahun di kantor pusat, pada 2009 SK pertama ia terima bertugas di Imigrasi Mataram. Setahun kemudian, ia kembali ke kantor Imigrasi Pusat hingga 2012. Di akhir 2012 ia mendapatkan promosi jabatan pertama kali dengan jabatan SUB Seksi Pengawasan di Imigrasi Semarang.

Selanjutnya, Juni 2016 hingga Oktober 2018 ia kembali menerima SK promosi jabatan sebagai Kasi Unit di Jakarta Barat tepatnya di ULP Angke.  Selama bertugas di ULP Angke, ia mendapatkan pendelegasian sebagai tugas. Tak berhenti disitu, promosi jabatan kembali diterima. Ia dipercayakan menjabat sebagai kepala Seksi Izin Tinggal di Bogor mulai 2018 hingga Juni 2020.

Sebelum menjabat sebagai kepala kantor Imigrasi Nunukan, sejak 2020 hingga Januari 2023 bertugas di Direktorat Imigrasi sebagai kepala Seksi Pengamanan Perizinan. “Awal tahun dapat promosi. Alhamdulillah sedikit banyaknya sudah mengenal Kaltim dan Kaltara. Karena bapak pernah bertugas di Divisi Imigrasi Kaltim jadi sudah ada gambaran,” bebernya.

Bahkan, ia mengenal wilayah Nunukan ketika perbincangan WNA yang diamankan sempat viral lantaran diduga spionase. Saat itu, ia menerima laporan langsung dan intens berkoordinasi dan komunikasi bersama petugas Imigrasi Nunukan terkait informasi tersebut. Berkat pengalaman sebelum bertugas di Nunukan ia mengaku memiliki bekal yang cukup. Dikarenakan, Direktorat Keimigrasian memiliki bagian pengamanan perizinan dan Subdit Pengamanan Keimigrasian untuk pengamanan kantor dan instalasi vital serta pengamanan personel dan perizinan.

Baca Juga :  KM Egon Tutup Rute Nunukan

“Karena memiliki bekal dari situ, hal yang pertama dilakukan saat bertugas di Nunukan ilmu saya miliki diturunkan ke personel Imigrasi Nunukan. Khusus pengamanan kantor, pengamanan server dan lainnya. Itu utama yang ditekankan ke personel,” tegasnya.

Sebab, hal vital jika terganggu akan berdampak pada sistem pelayanan. Sehingga, gangguan harus diminimalisir. Bahkan, langkah awal yang ia lakukan untuk memperkuat internal mulai dari personel hingga pengamanan kantor. Seperti mempertanyakan jumlah CCTV yang terpasang, jumlah alat pemadam api ringan (APAR) yang dimiliki, kemampuan personel menggunakan hingga masa kadaluarsa apar dipertanyakan. “Pertama saya tanyakan itu jumlah CCTV? Penempatan di mana saja. Menurut saya masih kurang dan akan saya tambah. Apar juga kurang dan harus diperhatikan masa kadaluarsa dan cara penggunaan dengan memberikan pelatihan kepada personel,” bebernya.

Pria kelahiran Jakarta, 26 Juni 1986 ini menegaskan, komitmen awal yang dilakukan yakni memperkuat internal guna menciptakan profesionalisme dan integritas personel Imigrasi Nunukan. Setiap satuan kerja di Imigrasi Nunukan diminta mempresentasikan apa yang sudah dilaksanakan, apa yang sedang dilaksanakan, hingga apa yang akan dijalankan.

Baca berita selengkapnya di Koran Radar Tarakan atau berlangganan melalui Aplikasi Radar Tarakan yang bisa di download di :

Awal 2023 menjadi momen tak terlupakan bagi Ryan Aditya. Bagaimana tidak, surat keputusan (SK) tugas baru yang ia terima menempatkannya menjadi kepala Kantor Imigrasi Kelas II-B Nunukan. Bahkan, lulusan IAM 2007 silam ini tercatat sebagai orang yang pertama kali diangkatannya yang menduduki jabatan sebagai kepala kantor. Seperti apa sosok Ryan Aditya? Berikut ulasannya.

ASRULLAH

RYAN Aditya, Amd, Im., SH., M.Si merupakan lulusan Akademi Imigrasi (AIM) angkatan IX yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Imigrasi Kelas IIB Nunukan. Sebelum menjabat sebagai pimpinan Imigrasi Nunukan, ia telah berpetualang menjalankan tugas di sejumlah daerah.

Sehingga, bertugas di Nunukan yang merupakan wilayah perbatasan tidak asing baginya. Karena, sejak kecil ia sudah mengikuti orang tuanya yang merupakan pegawai Imigrasi. Pertama, ia memulai pendidikan sekolah dasar di Timor Timur (sebelum menjadi Negara Timor Leste). Belum sempat menyelesaikan pendidikan SD di Timtim, ia harus pindah sekolah karena ayahnya ditugaskan di Jakarta.

Kemudian, ia lulus pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) di SMPN 5 Tangerang. Di kota yang sama pendidikan sekolah menengah atas (SMA) ditamatkan di SMAN 1 Tangerang. “Saya dari keluarga Imigrasi, ayah saya selalu berpindah-pindah tugas. Pas lanjut SMA sudah tidak ikut orang tua pindah-pindah lagi,” ucap Ryan saat memulai kisahnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, ia sudah memiliki tekat mengikuti jejak ayahnya yang menjadi abdi negara. Hanya, keinginannya semula hanya mendapatkan dukung dari sang ibu. Sehingga, saat seleksi masuk Akademi Imigrasi (AIM) tidak diketahui ayahnya. Karena merasa khawatir tidak lulus seleksi AIM, ia sempat mengikut perkuliahan di Untar dengan jurusan hukum. “Saat itu tes AIM hingga di tes terakhir baru diketahui ayah saya. Alhamdulillah, kalau ibu mendukung. Sementara ayah tidak. Karena saat itu ayah beranggapan untuk apalagi? Karena selama ini ayah harus pindah pindah tugas. Jadi cukup ayah saja. Saya sempat kuliah ambil Jurusan Hukum Untar. Karena pembukaan seleksi AIM akhir tahun sebagai antisipasi ketika tidak diterima di AIM,” kisahnya.

Baca Juga :  Pengadilan Tinggi Terbentuk, PN Naik Status

Pasca dinyatakan lulus di AIM pada 2005, ia dinyatakan lulus pada 2007 dan bertugas di kantor Imigrasi Pusat. Selama setahun di kantor pusat, pada 2009 SK pertama ia terima bertugas di Imigrasi Mataram. Setahun kemudian, ia kembali ke kantor Imigrasi Pusat hingga 2012. Di akhir 2012 ia mendapatkan promosi jabatan pertama kali dengan jabatan SUB Seksi Pengawasan di Imigrasi Semarang.

Selanjutnya, Juni 2016 hingga Oktober 2018 ia kembali menerima SK promosi jabatan sebagai Kasi Unit di Jakarta Barat tepatnya di ULP Angke.  Selama bertugas di ULP Angke, ia mendapatkan pendelegasian sebagai tugas. Tak berhenti disitu, promosi jabatan kembali diterima. Ia dipercayakan menjabat sebagai kepala Seksi Izin Tinggal di Bogor mulai 2018 hingga Juni 2020.

Sebelum menjabat sebagai kepala kantor Imigrasi Nunukan, sejak 2020 hingga Januari 2023 bertugas di Direktorat Imigrasi sebagai kepala Seksi Pengamanan Perizinan. “Awal tahun dapat promosi. Alhamdulillah sedikit banyaknya sudah mengenal Kaltim dan Kaltara. Karena bapak pernah bertugas di Divisi Imigrasi Kaltim jadi sudah ada gambaran,” bebernya.

Bahkan, ia mengenal wilayah Nunukan ketika perbincangan WNA yang diamankan sempat viral lantaran diduga spionase. Saat itu, ia menerima laporan langsung dan intens berkoordinasi dan komunikasi bersama petugas Imigrasi Nunukan terkait informasi tersebut. Berkat pengalaman sebelum bertugas di Nunukan ia mengaku memiliki bekal yang cukup. Dikarenakan, Direktorat Keimigrasian memiliki bagian pengamanan perizinan dan Subdit Pengamanan Keimigrasian untuk pengamanan kantor dan instalasi vital serta pengamanan personel dan perizinan.

Baca Juga :  Langka, LPG 3 Kg Dinikmati Orang Mampu

“Karena memiliki bekal dari situ, hal yang pertama dilakukan saat bertugas di Nunukan ilmu saya miliki diturunkan ke personel Imigrasi Nunukan. Khusus pengamanan kantor, pengamanan server dan lainnya. Itu utama yang ditekankan ke personel,” tegasnya.

Sebab, hal vital jika terganggu akan berdampak pada sistem pelayanan. Sehingga, gangguan harus diminimalisir. Bahkan, langkah awal yang ia lakukan untuk memperkuat internal mulai dari personel hingga pengamanan kantor. Seperti mempertanyakan jumlah CCTV yang terpasang, jumlah alat pemadam api ringan (APAR) yang dimiliki, kemampuan personel menggunakan hingga masa kadaluarsa apar dipertanyakan. “Pertama saya tanyakan itu jumlah CCTV? Penempatan di mana saja. Menurut saya masih kurang dan akan saya tambah. Apar juga kurang dan harus diperhatikan masa kadaluarsa dan cara penggunaan dengan memberikan pelatihan kepada personel,” bebernya.

Pria kelahiran Jakarta, 26 Juni 1986 ini menegaskan, komitmen awal yang dilakukan yakni memperkuat internal guna menciptakan profesionalisme dan integritas personel Imigrasi Nunukan. Setiap satuan kerja di Imigrasi Nunukan diminta mempresentasikan apa yang sudah dilaksanakan, apa yang sedang dilaksanakan, hingga apa yang akan dijalankan.

Baca berita selengkapnya di Koran Radar Tarakan atau berlangganan melalui Aplikasi Radar Tarakan yang bisa di download di :

Most Read

35 Balita Ditasmiyah massal

Artikel Terbaru