NUNUKAN – H-1 jelang Natal, harga telur ayam di pasaran merangkak naik. Dari yang biasanya dijual Rp 48 ribu, sekarang bisa sampai Rp 60 ribu per satu raknya.
Minimnya pasokan telur dari Sulawesi yang menjadi faktor naiknya harga telur. Tidak hanya itu, harga telur dari Sulawesi juga naik, membuat pedagang juga harus menaikkan harga telur.
Seperti yang diakui seorang distributor telur di Nunukan, Bungalia. Ia mengaku, pihaknya harus menyesuaikan harga dari Sulawesi. Itu membuat pihaknya juga harus menaikkan harga di Nunukan.
“Ya, kita ini harus menyesuaikan juga naik turunnya harga telur dari Sulawesi. Kita kan datang kan telur juga pake biaya, tidak bisa kita bertahan dengan harga awalnya,” ujarnya kepada media ini, Sabtu (24/12).
“Jika itu dipaksakan, omzet kita bisa turun. Harga telur sebelumnya masih bisa kita dapatkan di harga Rp 48 ribu sampai Rp 50 ribu. Sekarang, harga di pasaran sudah mencapai Rp 60 ribu,” tambah Bungalia.
Di sisi lain, banyaknya peternakan yang saat ini sudah tidak lagi beroperasi di Sulawesi, diduga juga menjadi salah satu alasan meningginya harga telur ayam.
Sayangnya, dengan keadaan itu, malah memberikan dampak kepada pendapatan mereka. Kenapa tidak, saat diharga normal, pihaknya dapat meraup keuntungan dengan kisaran Rp 4 juta hingga Rp 5 juta dalam seharinya.
Sekarang, omzet perhari yang mereka dapatkan, hanya berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 900 ribu saja.
“Jadi pikir-pikir sekarang orang beli, orang lebih pilih telur yang dari Malaysia, itu bisa lebih murah harganya dari kami. Kita jalani saja, seperti ini memang kalau sudah ada hari besar, nanti juga stabil sendiri,” beber Bungalia. (*)