NUNUKAN–Pengawasan penganan berbuka puasa hingga hari ketujuh Ramadan kemarin belum juga berjalan. Meskipun sejak awal Ramadan jajanan penganan berbuka puasa sudah banyak terjual.
Pengawasan penggunaan bahan berbahaya dalam makanan seperti pewarna dan lainnya merupakan hal yang wajib dilakukan pemerintah daerah dalam menjaga keamanan makanan dan minum yang disantap masyarakat. Sebab, penggunaan bahan berbahaya di makanan bukan hal yang baru lagi. Bahkan, meskipun pengawasan kerap dilakukan, tak jarang ditemukan ada oknum penjual yang menggunakan bahan berbahaya dalam sajian penganan yang disajikan. “Sampai saat ini belum ada pemeriksaan,” kata Hasnah, seorang pedagang kue-kue berbuka puasa dadakan yang ditemui media ini kemarin.
Ia mengaku, penganan berbuka puasa yang dijajakan ini bukan miliknya semua. Ada beberapa warga yang menitipkan untuk dijualkan. Sehingga, untuk pengguna bahannya tidak sepenuhnya diketahuinya. “Kalau kue yang saya jual aman. Tapi yang dibuat orang lain untuk dijualkan saya tidak bisa jamin. Saya hanya menjualkan saja,” kata Hasnah, seraya melayani pembeli yang datang.
Hal yang sama dialami pedagang penangan berbuka puasa di Pasar Ramadan di Jalan Tanah Merah, Nunukan Utara, yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nunukan. “Iya, memang belum pernah diperiksa. Biasanya ada sampel yang diambil. Tapi, saat ini memang belum ada,” kata Rosa saat ditemui sedang berdagang.
Menjamurnya pedagang makanan musiman selama Ramadan sudah tak dapat dihindari. Sebab, kejadian tersebut sudah menjadi kebiasaan setiap tahun. Bahkan, setiap tahun juga ditemukan makanan dan minum yang mengandung bahan berbahaya. “Biasanya sudah ada yang turun itu. Atau tunggu ada lagi korban baru bergerak ya,” ujar Marwan, seorang warga.
Seperti tahun lalu, seorang ibu rumah tangga memposting kue yang telah dibelinya dari salah satu pedagang penganan berbuka puasa dalam keadaan tidak layak dikonsumsi lagi karena basi. Belum lagi, adanya kandungan bahan pewarna yang tidak dipahami oknum pedagang dan hanya menggunakan lalu dijual.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan Hj. Ramsidah mengaku tidak mengetahui apa penyebab pemeriksaan dan pengambilan sampel makanan dan minum dari pihaknya belum dilakukan. “Saya tidak bisa berkomentar banyak karena bukan saya yang kini lakukan pemeriksaan itu. Sudah di bidang lain,” ujar Ramsidah saat dikonfirmasi.
Menurutnya, sampai saat ini dirinya belum mendapatkan informasi apa penyebab kegiatan rutin yang setiap Ramadan dilakukannya belum berjalan. “Saya tidak tahu. Saya juga bertanya-tanya kenapa. Padahal seharusnya sudah turun ke lapangan pemeriksaan ini,” tuturnya. (oya/ash)