NUNUKAN – Gagalnya lelang kedua SOA Penumpang membuat masyarakat kecewa terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan. Dikarenakan, janji Pemkab Nunukan segera menyelesaikan lelang sejak akhir Februari tak kunjung direalisasikan.
Ketua Komisi I Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, Aprem menilai tidak ada keseriusan Pemkab Nunukan melalui Dinas Perhunungan (Dishub). Seharusnya, gagalnya lelang pertama menjadi evaluasi bagi Dishub agar lelang kedua tidak gagal.
“Harusnya lebih serius lagi. Gagal lelang kedua karena persoalan sama. Berarti tidak serius mengatasi,” ujar Aprem, Rabu (14/3).
Dijelaskan, saat ini SOA penumpang melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) telah melayani, salah satunya rute Tarakan-Long Bawab. Sedangkan, untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Nunukan belum terlaksana. Padahal sistem lelang dilakukan dengan Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) selama sepekan.
“APBN Tarakan-Long Bawan sudah melayani. Nunukan kapan? Jangan malah buat janji, malah lelang batal lagi,” tegas politisi Gerindra ini.
Lanjutnya, seharunya hal seperti ini menjadi perhatian serius. Sebab, persoalan ini terjadi setiap tahun. Harusnya sudah ada alternatif dari Pemkab Nunukan untuk mengatasi persoalan ini.
Dikarenakan, jika kondisi ini terus terjadi bukan tidak mungkin masyarakat berunjuk rasa lagi. Sebab, janji-janji yang terus disampaikan Dishub Nunukan tak direalisasikan. “Jangan tunggu masyarakat demo baru bekerja. Persoalan ini terus terulang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Penerbangan pada Dishub Nunukan Edi menyampaikan, harga yang ditawarkan Pemkab Nunukan dengan sekali terbang Rp 14.350.000, sedangkan permintaan sebelumnya menjadi Rp 14.700.000 atau lebih tinggi Rp 350 ribu.
Sehingga, dari pihak maskapai menilai satuan harganya sangat kecil. Sehingga peserta lelang tidak melakukan penawaran lagi. Alhasil, lelang kedua SOA batal. (akz/lim)