NUNUKAN – Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Krayan membuat lahan pertanian milik masyarakat rusak parah.
Tercatat sebanyak lima desa di Krayan yang terkena dampak bencana alam yang terjadi sejak Senin (12/9) lalu.
Camat Krayan Ronny Firdaus saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa bahwa bencana alam yang terjadi di wilayahnya terjadi malam hari.
Kondisi ini disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi belakang ini.
“Jadi banjir bandang dan tanah longsor terjadi Senin (12/9) malam hari. Kerusakan pada lahan pertanian baru diketahui saat pagi hari,” ucap Ronny Firdaus kepada Radar Tarakan, Kamis (15/9).
Dijelaskan, banjir dan tanah longsor yang terjadi menerpa lima desa. Dan membuat sawah milik petani rusak parah karena tertimbun longsor dan tanah yang terbawa saat banjir terjadi.
“Perkiraan kita ada puluhan hektare sawah yang terdampak. Dan sawah yang tertimbun ini sudah ditanami masyarakat beberapa waktu yang lalu. Padi yang ditanam itu sedang masa perawatan. Saat ini rusak semuanya,” jelasnya.
Ia mengaku, saat ini curah hujan di daerah penghasilan beras adan masih tinggi. Dan tidak menutup kemungkinan akan berdampak semakin luas terhadap sawah milik masyarakat.
“Tadi malam saja hujan terus menerus. Bisa jadi akan bertambah lahan pertanian yang terdampak. Karena, jumlah KK (kepada keluarga) yang terdampak saat ini ada puluhan. Dan untuk kepastian jumlah yang terdampak kita masih melakukan pendataan di lapangan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Asrul
NUNUKAN – Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Krayan membuat lahan pertanian milik masyarakat rusak parah.
Tercatat sebanyak lima desa di Krayan yang terkena dampak bencana alam yang terjadi sejak Senin (12/9) lalu.
Camat Krayan Ronny Firdaus saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa bahwa bencana alam yang terjadi di wilayahnya terjadi malam hari.
Kondisi ini disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi belakang ini.
“Jadi banjir bandang dan tanah longsor terjadi Senin (12/9) malam hari. Kerusakan pada lahan pertanian baru diketahui saat pagi hari,” ucap Ronny Firdaus kepada Radar Tarakan, Kamis (15/9).
Dijelaskan, banjir dan tanah longsor yang terjadi menerpa lima desa. Dan membuat sawah milik petani rusak parah karena tertimbun longsor dan tanah yang terbawa saat banjir terjadi.
“Perkiraan kita ada puluhan hektare sawah yang terdampak. Dan sawah yang tertimbun ini sudah ditanami masyarakat beberapa waktu yang lalu. Padi yang ditanam itu sedang masa perawatan. Saat ini rusak semuanya,” jelasnya.
Ia mengaku, saat ini curah hujan di daerah penghasilan beras adan masih tinggi. Dan tidak menutup kemungkinan akan berdampak semakin luas terhadap sawah milik masyarakat.
“Tadi malam saja hujan terus menerus. Bisa jadi akan bertambah lahan pertanian yang terdampak. Karena, jumlah KK (kepada keluarga) yang terdampak saat ini ada puluhan. Dan untuk kepastian jumlah yang terdampak kita masih melakukan pendataan di lapangan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Asrul