27.7 C
Tarakan
Saturday, September 23, 2023

Disdag Ditantang Atasi Kelangkaan LPG

NUNUKAN – Dipastikan keberadaan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg), banyak diburu jelang Idulfitri. Ini menjadi tantangan bagi  Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan untuk serius aktif turun ke lapangan memantau peredaran LPG 3 kg.

Salah seorang pengguna LPG 3 kg di Jalan Antasari, Maimunah di Jalan Antasari mengakui, di wilayahnya hanya  ada satu pangkalan. Sementara saat ini diakuinya banyak permintaan. Ia pun meminta pihak Disdag bias mengatasi kelangkaan LPG 3kg ini yang kerap terulang setiap kali momen hari besar.

“Kami dapat informasi bahwa ada tim dibentuk untuk mengatasi LPG 3 kg, bisa dibuktikan apakah mampu mengatasi permasalahan LPG yang telah lama terjadi di Nunukan,” kata Maimunah.

Ia merasa kecewa jika membeli LPG di pangkalan, ada yang membeli lebih dari tiga tabung. Sedangkan ada juga yang hanya satu tabung harus antri berlama-lama. Hal ini harus ditindak oleh pemerintah atau tim yang telah dibentuk.

Baca Juga :  Suara Unggul, Seorang Kepala Sekolah Jadi Kades Srinanti di Nunukan

Dia pun menyarankan, tim harus turun saat proses pengantrean. Bukan saat tidak ada tabung dijual baru turun di lapangan. Tentu tidak akan ditemukan masalah utama, karena selama ini LPG 3 kg bisa dijual di toko pengecer.

“Kami ini ibu-ibu tahu yang mana menjual tidak sesuai dengan harga. Terutama di toko pengecer. Kenapa bisa menjual LPG 3 kg. Padahal yang dapat menjual hanya pangkalan,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan Andi Joni, mengatakan, terbentuknya Satgas Elpiji bersubsidi untuk mengawasi LPG 3 kg. Satgas ini akan melibatkan jajaran dari pihak kepolisian, dan instansi terkait untuk menindak distribusi  LPG 3 kg yang tidak sesuai selama ini.

“Dengan adanya tim satgas ini, memudahkan kami menindak para pedagang nakal atau para pengecer yang terlalu banyak,” kata Andi Joni.

Baca Juga :  Giliran Pelajar Krayan Divaksin

Menurutnya,  penjualan LPG 3 kg  hanya dijual dari agen lalu ke pangkalan, sedangkan untuk pengecer akan dibatasi jika perlu tidak ada lagi yang dikatakan pengecer, yang ada hanya agen dan pangkalan. Ke depan melalui tim satgas yang terbentuk dapat  penindakan para pengecer nakal yang menjual tidak sesuai HET.

Permasalahan utama adalah banyaknya pengecer ilegal yang mengambil di agen dengan kouta yang cukup banyak dan dijual kembali, seharusnya agen memantau hal ini juga dan pangkalan resmi. Mengambil hak warga miskin masih sulit dibendung. Padahal, imbauan yang bersifat sosialisasi langsung ke warga telah dilakukan selama ini.

“Tim satgas baru terbentuk seminggu lalu telah mengambil tindakan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang melambung tinggi, tidak sesuai dengan HET,” tegasnya. (nal/zia)

NUNUKAN – Dipastikan keberadaan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg), banyak diburu jelang Idulfitri. Ini menjadi tantangan bagi  Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan untuk serius aktif turun ke lapangan memantau peredaran LPG 3 kg.

Salah seorang pengguna LPG 3 kg di Jalan Antasari, Maimunah di Jalan Antasari mengakui, di wilayahnya hanya  ada satu pangkalan. Sementara saat ini diakuinya banyak permintaan. Ia pun meminta pihak Disdag bias mengatasi kelangkaan LPG 3kg ini yang kerap terulang setiap kali momen hari besar.

“Kami dapat informasi bahwa ada tim dibentuk untuk mengatasi LPG 3 kg, bisa dibuktikan apakah mampu mengatasi permasalahan LPG yang telah lama terjadi di Nunukan,” kata Maimunah.

Ia merasa kecewa jika membeli LPG di pangkalan, ada yang membeli lebih dari tiga tabung. Sedangkan ada juga yang hanya satu tabung harus antri berlama-lama. Hal ini harus ditindak oleh pemerintah atau tim yang telah dibentuk.

Baca Juga :  Oknum Polhut Diduga Lakukan Pungli

Dia pun menyarankan, tim harus turun saat proses pengantrean. Bukan saat tidak ada tabung dijual baru turun di lapangan. Tentu tidak akan ditemukan masalah utama, karena selama ini LPG 3 kg bisa dijual di toko pengecer.

“Kami ini ibu-ibu tahu yang mana menjual tidak sesuai dengan harga. Terutama di toko pengecer. Kenapa bisa menjual LPG 3 kg. Padahal yang dapat menjual hanya pangkalan,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan Andi Joni, mengatakan, terbentuknya Satgas Elpiji bersubsidi untuk mengawasi LPG 3 kg. Satgas ini akan melibatkan jajaran dari pihak kepolisian, dan instansi terkait untuk menindak distribusi  LPG 3 kg yang tidak sesuai selama ini.

“Dengan adanya tim satgas ini, memudahkan kami menindak para pedagang nakal atau para pengecer yang terlalu banyak,” kata Andi Joni.

Baca Juga :  Pencuri Handphone di Jok Motor Dibekuk

Menurutnya,  penjualan LPG 3 kg  hanya dijual dari agen lalu ke pangkalan, sedangkan untuk pengecer akan dibatasi jika perlu tidak ada lagi yang dikatakan pengecer, yang ada hanya agen dan pangkalan. Ke depan melalui tim satgas yang terbentuk dapat  penindakan para pengecer nakal yang menjual tidak sesuai HET.

Permasalahan utama adalah banyaknya pengecer ilegal yang mengambil di agen dengan kouta yang cukup banyak dan dijual kembali, seharusnya agen memantau hal ini juga dan pangkalan resmi. Mengambil hak warga miskin masih sulit dibendung. Padahal, imbauan yang bersifat sosialisasi langsung ke warga telah dilakukan selama ini.

“Tim satgas baru terbentuk seminggu lalu telah mengambil tindakan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang melambung tinggi, tidak sesuai dengan HET,” tegasnya. (nal/zia)

Terpopuler

Artikel Terbaru