TANJUNG SELOR – Warga Kalimantan Utara (Kaltara) diimbau untuk waspada terhadap ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD). Saat ini, penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyti itu tengah marak terjadi di Tanah Air.
Khusus di Kalimantan Utara (Kaltara), DBD masih terus ‘mengintai’. Menyikapi hal tersebut, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menekankan kepada seluruh masyarakat agar menerapkan 3M (menguras, menutup dan mengubur) sebagai bagian dari antisipasi.
Kepala Dinkes Kaltara, Usman mengatakan, sepanjang Mei 2023 ini tercatat sudah ada dua orang di Sebatik, Kabupaten Nunukan yang meninggal akibat penyakit DBD. Itu disampaikannya berdasarkan laporan terakhir yang diterima dari oleh pihaknya.
“Barusan tadi saya konfirmasi bahwa ada dua orang yang meninggal di Sebatik akibat DBD,” ujar Usman kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Kamis (1/6).
Usman takenampik bahwa saat ini penyakit DBD tengah marak terjadi di Kabupaten Nunukan. Saat ini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan secara epidemiologi terkait kasus DBD yang terjadi di salah satu kabupaten di Kaltara itu.
Selain itu, lanjut Usman, Dinkes Kaltara juga akan mengintensifkan pelaksanaan fogging atau penyemprotan di titik-titik yang rawan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegyti. Dalam hal ini, masyarakat juga diminta untuk terlibat aktif dengan membersihkan tempat-tempat air tergenang di wilayahnya masing-masing.
Tentu, edukasi terhadap masyarakat untuk terus aktif meningkatkan kewaspadaan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat juga terus digalakkan oleh pihaknya bersama dengan Dinkes di tingkat kabupaten/kota serta aparat desa dan kecamatan di Kaltara.
“Nyamuk DBD ini cenderung menyerang pada pagi dan sore hari. Berbeda dengan nyamuk malaria yang kecenderungannya melakukan gigitan pada malam hari,” jelas Usman.