27.7 C
Tarakan
Wednesday, June 7, 2023

Takjil Diindikasi Gunakan Pewarna yang Dilarang

TANJUNG SELOR – Sepekan berjalannya ibadah puasa, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan akhirnya melakukan pengambilan sampel takjil atau atau menu berbuka puasa di dua lokasi yang berbeda di ibu kota. Sampel yang diambil rencananya akan diperiksa terlebih dahulu di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Bulungan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bulungan Ida Bagus K Sidharaharja mengatakan, pemeriksaa takjil tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan Ramadan .

“Jadi kami memastikan bahwa apa yang dijajakan aman untuk konsumen, karena semua ini tentu dalam rangka untuk melindungi konsumen kita,” ucapnya di sela-sela kegiatan, Selasa (22/5).

Adapun kegiatan yang dilaksanakan kata dia, yaitu pengambilan sampel-sampel takjil yang akan diperiksa dari mulai ada kadar bakteri, pewarna serta bahan pengawetnya. Untuk bahan pengawet berhubungan dengan daging ikan, tahu, ayam dan lainnya, sementara pewarna pada jajanan yang warnanya mencolok.

“Kita takutkan ada zat pewarna yang dilarang dipakai oleh pedagang,” sebutnya.

Baca Juga :  Gubernur Zainal Lantik 26 Pejabat Eselon II Hasil Job Fit

Sementara itu, untuk kadar bakteri kata Bagus, berkaitan dengan hal penyediaan jajanan yang dijual oleh pedagang, dilakukannya pemeriksaan kadar bakteri agar jangan sampai dalam penyediaan atau pengolahannya tidak higenis.

“Sehingga menyebabkan diare dan lainnya, ini semua kembali lagi dalam rangka melindungi masyarakat kita,” sebutnya.

Disinggung mengenai berapa titik yang dilakukan pengambilan sampel, Bagus mengatakan, saat ini hanya dua titik yang diambil sampelnya, yaitu di lokasi Kampung Ramadan di Jalan Katamso dan Pasar Ramadan di Lapangan A.Yani.

“Hari ini langsung diperiksa sampel-sampel yang kita ambil itu, nanti kami akan melaporkan terlebih dahulu kepada pimpinan, kapan rilisnya tergantung kepala dinas,” ucapnya.

Mengenai titik-titik penjual takjil selain dua lokasi tersebut, dikatakannya, tentu ke depan pihaknya juga berharap bisa melakukan pengambilan sampel-sampel yang ada pinggir-pinggir jalan, namun dikarenakan masuk wilayah puskesmas, ia pun berharap Puskesmas masing-masing wilayah  bisa melakukan pemeriksaan.

Baca Juga :  UPDATE ARUS MUDIK: Pengguna Speedboat Harus Tahu Ini

“Tadi kita tidak mengambil semunya, hanya beberapa yang kita curigai saja. Memang dari beberapa sampel yang sudah diambill tadi ada satu hingga dua sampel yang diindikasi memakai zat pewarna,” ungkapnya.

“Tapi untuk lebih jelasnya nanti setelah adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh labkesda,” timpalnya.

Untuk itu dirinya meminta agar masyarakat bisa teliti dalam membeli takjil, demikian pedagang juga ia berharap berhati-hati dalam menyediakan jajanan, demi kepentingan bersama.

“Pedagang harus hati-hati, mulai dari pengolahan, gunakanlah air bersih, cuci tangan, alat-alat yang digunakan bersih, tidak menggunakan zat pewarna yang dilarang serta bahan pengawet,” sebutnya.

Disinggung tips memilih takjil yang sehat, ia katakan jika takjil dalam kemasan, usahakan untuk bisa melakukan pengecekan tanggal kedaluwarsanya. Secara fisik juga bisa dilihat.

“Yang siap saji perhatikan baunya, masyarakat kami harapkan lebih pintar memilih,” tutupnya.(sny/nri)

TANJUNG SELOR – Sepekan berjalannya ibadah puasa, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan akhirnya melakukan pengambilan sampel takjil atau atau menu berbuka puasa di dua lokasi yang berbeda di ibu kota. Sampel yang diambil rencananya akan diperiksa terlebih dahulu di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Bulungan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bulungan Ida Bagus K Sidharaharja mengatakan, pemeriksaa takjil tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan Ramadan .

“Jadi kami memastikan bahwa apa yang dijajakan aman untuk konsumen, karena semua ini tentu dalam rangka untuk melindungi konsumen kita,” ucapnya di sela-sela kegiatan, Selasa (22/5).

Adapun kegiatan yang dilaksanakan kata dia, yaitu pengambilan sampel-sampel takjil yang akan diperiksa dari mulai ada kadar bakteri, pewarna serta bahan pengawetnya. Untuk bahan pengawet berhubungan dengan daging ikan, tahu, ayam dan lainnya, sementara pewarna pada jajanan yang warnanya mencolok.

“Kita takutkan ada zat pewarna yang dilarang dipakai oleh pedagang,” sebutnya.

Baca Juga :  2019, DPUPR Target Bebaskan 800 Hektare untuk Kantor Pemprov Kaltara

Sementara itu, untuk kadar bakteri kata Bagus, berkaitan dengan hal penyediaan jajanan yang dijual oleh pedagang, dilakukannya pemeriksaan kadar bakteri agar jangan sampai dalam penyediaan atau pengolahannya tidak higenis.

“Sehingga menyebabkan diare dan lainnya, ini semua kembali lagi dalam rangka melindungi masyarakat kita,” sebutnya.

Disinggung mengenai berapa titik yang dilakukan pengambilan sampel, Bagus mengatakan, saat ini hanya dua titik yang diambil sampelnya, yaitu di lokasi Kampung Ramadan di Jalan Katamso dan Pasar Ramadan di Lapangan A.Yani.

“Hari ini langsung diperiksa sampel-sampel yang kita ambil itu, nanti kami akan melaporkan terlebih dahulu kepada pimpinan, kapan rilisnya tergantung kepala dinas,” ucapnya.

Mengenai titik-titik penjual takjil selain dua lokasi tersebut, dikatakannya, tentu ke depan pihaknya juga berharap bisa melakukan pengambilan sampel-sampel yang ada pinggir-pinggir jalan, namun dikarenakan masuk wilayah puskesmas, ia pun berharap Puskesmas masing-masing wilayah  bisa melakukan pemeriksaan.

Baca Juga :  Gara-Gara Ini, 40 Orang Meninggal Setiap Hari

“Tadi kita tidak mengambil semunya, hanya beberapa yang kita curigai saja. Memang dari beberapa sampel yang sudah diambill tadi ada satu hingga dua sampel yang diindikasi memakai zat pewarna,” ungkapnya.

“Tapi untuk lebih jelasnya nanti setelah adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh labkesda,” timpalnya.

Untuk itu dirinya meminta agar masyarakat bisa teliti dalam membeli takjil, demikian pedagang juga ia berharap berhati-hati dalam menyediakan jajanan, demi kepentingan bersama.

“Pedagang harus hati-hati, mulai dari pengolahan, gunakanlah air bersih, cuci tangan, alat-alat yang digunakan bersih, tidak menggunakan zat pewarna yang dilarang serta bahan pengawet,” sebutnya.

Disinggung tips memilih takjil yang sehat, ia katakan jika takjil dalam kemasan, usahakan untuk bisa melakukan pengecekan tanggal kedaluwarsanya. Secara fisik juga bisa dilihat.

“Yang siap saji perhatikan baunya, masyarakat kami harapkan lebih pintar memilih,” tutupnya.(sny/nri)

Most Read

Artikel Terbaru