TANJUNG SELOR – Setiap akhir tahun, masyarakat di Krayan selalu menghadapi persoalan yang sama. Seperti, persoalan sembilan bahan pokok (sembako), bahan bakar minyak (BBM) hingga angkutan udara menuju Krayan yang minim.
Camat Krayan, Heberly menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan sembako saat ini dipasok dari Kota Tarakan dan Kabupaten Malinau. Jika dilihat dari stok yang ada saat ini masih memenuhi. Namun, harga setiap barang naik hingga dua kali lipat. Sebab, ongkos angkut lebih tinggi.
Jika dipasok dari Malinau, ongkos angkut setiap 1 kilogram Rp 17 ribu. Dari Tarakan sebesar Rp 21 ribu. Ia mencontohkan harga gula 1 kilogram di Krayan mencapai Rp 23 ribu sampai Rp 35 ribu. Dijelaskan, beberapa program yang membantu masyarakat dalam dekat ini akan berakhir. Seperti program Jembara, bantuan melalui dana intensif daerah dan subsidi dan swa kargo dari kabupaten. Sehingga, kondisi ini memberatkan masyarakat.
“Dua kali lipat (harga sembako, Red). Belum lagi keuntungan untuk penjualan yang diambil nilainya tidak terlalu besar. Untuk kebutuhan sembako saat ini dipasok dari Tarakan dan Malinau dengan harga nonsubsidi. Stok sejauh ini masih memenuhi,” ucap Heberly, kemarin.
Kemudian, masyarakat dihadapkan persoalan kebutuhan BBM di penghujung tahun. Kebutuhan setiap hari untuk lima kecamatan sebanyak 4 ton BBM. Dan saat ini BBM yang masuk sekitar 2 ton. Penyebabnya, armada Air Tractor yang mengankut BBM ke krayan terhenti sementara.
“Air Tractor yang biasanya mengakut BBM saat ini terhenti sementara karena menunggu lisensi pilot yang belum tuntas,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan BBM di Krayan, belakangan ini dilayani 1 armada yang memiliki daya angkut hingga 1.200 liter. Distribusi dilakukan 2 hingga 3 hari diperuntukan untuk 5 kecamatan. Tentunya, jumlahnya BBM tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Terbang 3 kali dibagi untuk 2 APMS, dampaknya antrean panjang terjadi beberapa hari terakhir. Kondisi sama yang terjadi untuk BBM industri. Dan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kita terbantu dengan hadirnya armada yang masuk serta bantuan armada dari TNI,” bebernya
Serta yang menyulitkan masyarakat yakni sulitnya armada menuju Krayan. Kondisi ini membuat sejumlah masyarakat tertahan di sejumlah kabupaten sembari menunggu tiket menuju Krayan. Dan yang menambah kesulitan masyarakat yakni untuk angkutan subsidi telah berakhir.
“Angkutan penumpang subsidi sudah habis. Hevilift masih berlanjut. Sulit untuk mendapatkan tiket masuk ke krayan. Kalau untuk balik ke kota tidak ada masalah. Ada masyarakat yang tertahan karena tidak ada angkutan yang masuk. Setiap tahuan terjadi apalagi menjelang Natal,” bebernya.
Sementara, Kepala Seksi Konservasi Air Tanah, Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara, Hari Kurniawan mengatakan pihaknya belum mengetahui pasti terkait minimnya pasokan BBM ke Krayan. Ia berjanji segera menggali informasi terkait distribusi BBM ke Krayan yang terhambat belakangan ini.
“Belum ada dengar informasi. Coba langsung ke Pertamina karena mereka yang langsung distribusi. Nanti saya juga cek informasinya,” singkatnya.
Menyikapi persoalan bahan pangan di wilayah perbatasan itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindakop dan UKM) Kaltara, Hartono mengatakan, menghadapi nataru untuk kebutuhan sembako setelah menerima surat dari Kerajaan Sarawak jalur perdagangan sudah dibuka. Langkah selanjutnya berkoordinasi dengan instansi teknis seperti Bea Cukai.
“Karena ini memerlukan semacam regulasi atau aturan yang harus disepakati yang buat antar kedua pihak. Semua bisa masuk nantinya, bukan hanya sembako, bahan bangunan dan kebutuhan lainnya bisa masuk,” pungkasnya. (akz/eza)