25.6 C
Tarakan
Monday, March 27, 2023

Realisasi Food Estate Belum Maksimal

TANJUNG SELOR – Pengembangan kawasan food estate di Bulungan masih menjadi skala prioritas Pemkab Bulungan. Sebab, hingga saat ini realisasinya dinilai masih minim.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Bulungan, Iwan Sugianta mengakui bahwa hingga saat ini realisasi kawasan food estate belum berjalan secara maksimal. Namun, ia mengaku optimistis ke depan bisa lebih maksimal.

“Pengembangan kawasan food estate dimulai sejak 2011. Tetapi, sampai saat ini produksi masih relatif kecil,” kata Iwan Kepada Radar Kaltara, Minggu (20/3).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi menurun. Salah satunya, infrastruktur pendukung yang belum terpenuhi. Sehingga menyebabkan biaya angkut dari petani tidak sebanding dengan keuntungan. “Ini bagian yang akan kita lakukan benahi ke depan,” ungkapnya.

Kemudian, untuk melakukan pembenahan beberapa waktu lalu bupati sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Pertanian  (Kementan) RI. “Bupati sudah berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian. Jadi, ada semacam atensi kepada Pemkab Bulungan terkait pengembangan pertanian,” ujarnya.

Baca Juga :  Lahan 2 Hektare Dihibahkan untuk Balai Rehabilitasi

Menindaklanjuti hal tersebut, beberapa waktu lalu Bappeda-Litbang Bulungan juga telah melakukan pembahasan bersama. Ia memastikan bahwa luasan pengembangan kawasan food estate tidak berubah. “Kalau luasan lahan tidak berubah, 50 hektare (ha),” ungkapnya.

Pengembangan food estate, sambung Iwan, merupakan upaya daerah sebagai penyangga ibu kota negara (IKN). Selain pertanian, pengembangan lainnya juga akan dikembangkan. “Food estate ini merupakan pengembangan pangan. Tetapi, bisa juga dilakukan pengembangan peternakan,” bebernya.

Selain berkomunikasi dengan Kementan, Pemkab Bulungan juga akan melakukan kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). “Sebetulnya, ada banyak sudah kita lakukan, termasuk kajian. Sekarang tinggal bagaimana upaya kita meningkatkan produksi,” ujarnya.

Baca Juga :  Begini Cara Antisipasi Beras Oplosan di Bulungan

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan, H.  Hamka mengatakan, Bulungan sudah ditetapkan oleh Kementan sebagai daerah penyangga pangan IKN. Karena itu, program food estate diharapkan berjalan secara maksimal. “Jadi, semua yang berkaitan dengan penyangga pangan harus terus dioptimalkan,” ungkapnya.

Menurutnya, pengembangan yang sudah dilakukan beberapa tahun lalu bukan tidak ada hasil, namun dengan kondisi saat ini ia mengatakan perlu adanya perbaikan sistem pengembangannya. “Food estate masih bisa di dorong. Jadi, pemerintah harus lebih maksimal dalam melakukan pengembangan kawasan food estate,” ujarnya. (*/jai/eza)

 

 

TANJUNG SELOR – Pengembangan kawasan food estate di Bulungan masih menjadi skala prioritas Pemkab Bulungan. Sebab, hingga saat ini realisasinya dinilai masih minim.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Bulungan, Iwan Sugianta mengakui bahwa hingga saat ini realisasi kawasan food estate belum berjalan secara maksimal. Namun, ia mengaku optimistis ke depan bisa lebih maksimal.

“Pengembangan kawasan food estate dimulai sejak 2011. Tetapi, sampai saat ini produksi masih relatif kecil,” kata Iwan Kepada Radar Kaltara, Minggu (20/3).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi menurun. Salah satunya, infrastruktur pendukung yang belum terpenuhi. Sehingga menyebabkan biaya angkut dari petani tidak sebanding dengan keuntungan. “Ini bagian yang akan kita lakukan benahi ke depan,” ungkapnya.

Kemudian, untuk melakukan pembenahan beberapa waktu lalu bupati sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Pertanian  (Kementan) RI. “Bupati sudah berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian. Jadi, ada semacam atensi kepada Pemkab Bulungan terkait pengembangan pertanian,” ujarnya.

Baca Juga :  Beragam Budaya di Bumi Tenguyun

Menindaklanjuti hal tersebut, beberapa waktu lalu Bappeda-Litbang Bulungan juga telah melakukan pembahasan bersama. Ia memastikan bahwa luasan pengembangan kawasan food estate tidak berubah. “Kalau luasan lahan tidak berubah, 50 hektare (ha),” ungkapnya.

Pengembangan food estate, sambung Iwan, merupakan upaya daerah sebagai penyangga ibu kota negara (IKN). Selain pertanian, pengembangan lainnya juga akan dikembangkan. “Food estate ini merupakan pengembangan pangan. Tetapi, bisa juga dilakukan pengembangan peternakan,” bebernya.

Selain berkomunikasi dengan Kementan, Pemkab Bulungan juga akan melakukan kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). “Sebetulnya, ada banyak sudah kita lakukan, termasuk kajian. Sekarang tinggal bagaimana upaya kita meningkatkan produksi,” ujarnya.

Baca Juga :  Fokus Garap Lahan Tidur untuk Pertanian

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan, H.  Hamka mengatakan, Bulungan sudah ditetapkan oleh Kementan sebagai daerah penyangga pangan IKN. Karena itu, program food estate diharapkan berjalan secara maksimal. “Jadi, semua yang berkaitan dengan penyangga pangan harus terus dioptimalkan,” ungkapnya.

Menurutnya, pengembangan yang sudah dilakukan beberapa tahun lalu bukan tidak ada hasil, namun dengan kondisi saat ini ia mengatakan perlu adanya perbaikan sistem pengembangannya. “Food estate masih bisa di dorong. Jadi, pemerintah harus lebih maksimal dalam melakukan pengembangan kawasan food estate,” ujarnya. (*/jai/eza)

 

 

Most Read

Artikel Terbaru

THM Nakal Bakal Disanksi

Amalan Dzikir dan Doa

PLN Akan Bangun SPKLU