TANJUNG SELORÂ – Jumlah kasus Covid-19 di Bulungan sempat mengalami peningkatan dalam sebulan terakhir. Namun, per 12 Oktober lalu Bumi Tenguyun telah berstatus zero virus virus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV2).
Bupati Bulungan, Syarwani saat dikonfirmasi membenarkan bahwa daerahnya telah berstatus zero Covid-19. Namun, dengan kondisi saat ini bukan berati 100 persen aman, karena potensi penyebaran itu tetap ada. “Iya, potensi penyebaran itu masih ada,” kata Syarwani kepada Radar Kaltara, Minggu (16/10).
Karena itu, masyarakat diminta untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19. “Sekarang ini bukan masalah status zero Covid-19 atau tidak. Yang terpenting sekarang ini bagaimana protokol kesehatan harus tetap menjadi budaya sehari-hari di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Selain prokes, masyarakat juga diminta mengikuti vaksinasi. Apalagi sejauh ini capaian pemberian vaksin untuk dosis ketiga masih relatif rendah dibandingkan dosis satu dan dua. “Ini harus terus dikejar agar herd immunity (kekebalan kelompok) di Kabupaten Bulungan bisa segara tercapai,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bulungan, dr. Velix Toding Sima mengatakan, beberapa bulan lalu kasus Covid-19 di Bulungan sempat meningkat. Namun, per 12 Oktober sudah tidak ada kasus baru konfirmasi positif virus SARS-CoV2. “Hari ini (kemarin, Red) tidak ada tambahan kasus baru konfirmasi positif Covid-19,” bebernya.
Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap disiplin menjalankan prokes serta vaksinasi Covid-19. “Sekarang ini kita masih terus mengejar untuk capaian vaksinasi booster ketiga,” ujarnya.
Mengingat, sejauh ini capaian vaksinasi booster masih relatif lebih rendah dibandingkan dosis satu dan dua. Meskipun sudah menerima vaksin masyarakat diminta untuk tetap disiplin menjalankan prokes. “Sekarang ini kuncinya tetap protokol kesehatan dan vaksinasi,” bebernya.
Menurutnya, masih rendahnya capaian vaksinasi karena saat ini vaksin sudah tidak menjadi kebutuhan masyarakat, walaupun gerai vaksin dimasifkan. “Kalau pelaksanaan vaksinasi masih kita lakukan. Tetapi, sekarang ini bukan lagi menjadi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Jikapun ada warga yang menerima vaksin sejauh ini hanya untuk memenuhi persyaratan perjalananan. Dimana, saat ini vaksinasi booster ketiga menjadi syarat. “Iya, kan sekarang ini semua pelaku perjalanan wajib vaksinasi booster,” bebernya. (*/jai/eza)