27.4 C
Tarakan
Saturday, December 2, 2023

Pengelolaan Sampah Terkendala Lahan dan Anggaran

TANJUNG SELOR – Pengelolaan dan penanganan sampah organik dan non organik di lima kabupaten/kota dirasa belum berjalan maksimal. Dikatakan, Kasi Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara Muhammad Taufiq,  daerah masih terkendala minimnya anggaran dan luasan lahan.

“Contohnya saja di Bulungan tempat membuang sampahnya di pinggir jalan Bulungan-Berau,” ungkap Taufiq, Senin (15/1).

Tidak hanya itu, dari lima kabupaten/kota hanya beberapa daerah saja yang dapat menyerahkan data volume produksi sampah tahun 2017 di daerah masing-masing.

“Itu karena tidak ada alat timbangnya. Jadi tidak tahu berapa produksi sampah per hari,” tegasnya.

Padahal, kata dia, penanganan sampah itu sangat penting. Sebab, berkaitan erat dengan sanitasi lingkungan hidup. “Utamanya sampah non organik yang sulit terurai. Misalnya saja plastik,” ungkapnya.

Baca Juga :  PH Iwan Setiawan Minta Saksi Ahli Dihadirkan

Persoalan sampah itu juga jika tidak dikelola dengan baik, maka dipastikan akan berdampak pada upaya penilaian Adipura. “Ini jadi sorotan tim Kementerian Lingkungan Hidup. Termasuk TPA (tempat pembuangan akhir) di Malinau dan Tanjung Selor,” beber Taufiq.

DLH Kaltara katanya, selama ini telah berupaya menyikapi persoalan persampahan itu dengan melibatkan TP-PKK. Dengan memanfaatkan bantuan alat  pengelola  sampah, DLH dan PKK mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos.

Termasuk kerajinan tangan untuk sampah non organik. “Tapi kendalanya lagi, sudah ada kerajinan tidak tahu ke mana mau dipasarkan,” sebutnya.

Kondisi itu semakin menyulitkan penanganan terhadap sampah itu. Sisi lain, produksi sampah terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Baca Juga :  Bupati Akui Belum Tahu Pembangunan Lapas

“Hasil kerajinan dari sampah mau dibawa keluar Kaltara biayanya besar,” ujarnya.

Sehingga, tambah dia, masih perlu strategi yang jelas agar penanganan sampah di Kaltara jauh lebih maksimal dari tahun-tahun sebelumnya. “Kami sangat berharap ini menjadi perhatian daerah karena ini berkaitan erat dengan penilaian untuk mendapatkan penghargaan,” jelasnya. (isl/lim)

TANJUNG SELOR – Pengelolaan dan penanganan sampah organik dan non organik di lima kabupaten/kota dirasa belum berjalan maksimal. Dikatakan, Kasi Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara Muhammad Taufiq,  daerah masih terkendala minimnya anggaran dan luasan lahan.

“Contohnya saja di Bulungan tempat membuang sampahnya di pinggir jalan Bulungan-Berau,” ungkap Taufiq, Senin (15/1).

Tidak hanya itu, dari lima kabupaten/kota hanya beberapa daerah saja yang dapat menyerahkan data volume produksi sampah tahun 2017 di daerah masing-masing.

“Itu karena tidak ada alat timbangnya. Jadi tidak tahu berapa produksi sampah per hari,” tegasnya.

Padahal, kata dia, penanganan sampah itu sangat penting. Sebab, berkaitan erat dengan sanitasi lingkungan hidup. “Utamanya sampah non organik yang sulit terurai. Misalnya saja plastik,” ungkapnya.

Baca Juga :  Bupati Akui Belum Tahu Pembangunan Lapas

Persoalan sampah itu juga jika tidak dikelola dengan baik, maka dipastikan akan berdampak pada upaya penilaian Adipura. “Ini jadi sorotan tim Kementerian Lingkungan Hidup. Termasuk TPA (tempat pembuangan akhir) di Malinau dan Tanjung Selor,” beber Taufiq.

DLH Kaltara katanya, selama ini telah berupaya menyikapi persoalan persampahan itu dengan melibatkan TP-PKK. Dengan memanfaatkan bantuan alat  pengelola  sampah, DLH dan PKK mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos.

Termasuk kerajinan tangan untuk sampah non organik. “Tapi kendalanya lagi, sudah ada kerajinan tidak tahu ke mana mau dipasarkan,” sebutnya.

Kondisi itu semakin menyulitkan penanganan terhadap sampah itu. Sisi lain, produksi sampah terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Baca Juga :  Desember Puncak Fenomena La Nina

“Hasil kerajinan dari sampah mau dibawa keluar Kaltara biayanya besar,” ujarnya.

Sehingga, tambah dia, masih perlu strategi yang jelas agar penanganan sampah di Kaltara jauh lebih maksimal dari tahun-tahun sebelumnya. “Kami sangat berharap ini menjadi perhatian daerah karena ini berkaitan erat dengan penilaian untuk mendapatkan penghargaan,” jelasnya. (isl/lim)

Terpopuler

Artikel Terbaru