TANJUNG SELOR – Pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan Sengkawit, Tanjung Selor berharap ada keterlibatan aparat penegak hukum guna mengatasi aktivitas pengetap bahan bakar minyak (BBM).
Pemilik SPBU, Apiu menilai akan lebih baik jika petugas ikut membantu memberantas pengetap, termasuk aktivitas penimbunan. Bahkan, menurutnya perlu ada tindakan hukum yang tegas agar memberikan efek jera terhadap para pengetap.
Apiu mempersilakan aparat untuk memantau langsung aktivitas di SPBU di bawah naungan PT. Agung Prima ini. “Begitu tahu ada pengetap langsung tangkap saja, proses secara hukum biar jera dan tidak melakukan lagi,” ungkap Apiu kepada Radar Kaltara, Kamis (13/4).
Pada prinsipnya, selaku pengelola dan pemilik SPBU, Apiu juga tidak menginginkan adanya aktivitas pengetap di SPBU. Bahkan, telah mewanti-wanti operator untuk melarang mengisi tangki pengetap, baik motor maupun mobil.
Permasalahannya kata dia, operator tidak dapat memastikan mana pengetap dan konsumen murni. “Kalau tahu pasti tidak diisikan karena kami larang. Jadi yang datang ya kami isikan. Mereka pengetap ataupun penimbun kami tidak tahu,” ujarnya.
Sementara antrean panjang sejak beberapa hari terakhir, lanjutnya, lebih disebabkan persoalan teknis pengiriman BBM dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Idealnya pengiriman dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi untuk siang hingga sore dan pengiriman kedua pada sore hari untuk malam dan pagi. “Ini hanya satu kali saja, sehingga penjualan untuk masyarakat tidak terpenuhi,” tegas Apiu.
Selama ini pengiriman BBM, khususnya jenis premium baru datang jelang siang hari. Sementara, kendaraan masyarakat sudah antre panjang menunggu BBM masuk. Akibatnya BBM itu habis hingga malam sehingga pagi hari dipastikan tidak ada pasokan lagi. “Apalagi beberapa hari ini pertalite kosong,” beber dia.
Ia berharap Pertamina dapat menambah armada transportir agar pengangkutan BBM di ibu kota itu dapat stabil sesuai jadwal. Setidaknya jika proses pengiriman stabil, maka BBM akan selalu tersedia siang dan malam. “Karena kalau tidak, pasti antrean panjang karena yang mau beli pagi kosong, pasti isinya ke siang hari. Bagaimana tidak antrean panjang?,” tutur Apiu.
Terkait permintaan pengelola SPBU mengenai penjagaan aparat kepolisian di area SPBU guna menghindari maraknya pengetap. Polres Bulungan menyatakan kesiapannya. Bahkan, menurutnya penjagaan itu tak hanya pada maraknya pengetap saja. Melainkan, arus lalu lintas juga menjadi perhatian penting aparat berbaju coklat ini. Sebab jika terjadi antrean panjang, setengah badan jalan terpakai.
Kapolres Bulungan AKBP Muhammad Fachry melalui Ps Kasubbag Humas Aiptu Tutut Murdayanto mengatakan, bciara soal menurunkan personel dalam menjaga SPBU sudah cukup sering dilakukan pihaknya. Di mana kegiatan tersebut sembari dengan patroli di titik-titik yang dianggap rawan terjadinya tindak kriminal dan kejahatan lainnya. Termasuk di SPBU yang terkadang ditemukan hal-hal yang menyimpang.
“Penjagaan SPBU di sini siap saja. Dan masalah aksi pengetap juga sudah masuk dalam monitoring kami,” ujarnya kepada Radar Kaltara kemarin (12/4).
Pihaknya, tegas dia, akan selalu memonitor semua kendaraan yang masuk ke dalam SPBU, dan melarang kendaraan mengisi BBM dengan menggunakan tangki modifikasi dan membawa jeriken. “Tapi kalaupun ada, untuk langkah awal kami beri teguran atau imbauan,” ujarnya.
Namun, ketika teguran atau imbauan tidak diindahkan bisa ditindak tegas hingga dibawa ke jalur hukum. “Kami berharap kepada masyarakat dapat menjadi warga yang baik. Jangan sampai perbuatan yang menurutnya benar justru menjadi masalah bagi masyarakat banyak,” tuturnya.
Di sisi lain, pihaknya mengimbau juga kepada pengelola SPBU sendiri seharusnya lebih selektif dalam melakukan pengisian BBM. Tegaskan bahwa jangan ada yang boleh mengisi hingga melebihi kapasitas kendaraan. “Jangan sampai justru pengelola yang membiarkan pengisian hingga melebihi kapasitas,” jelasnya
Terpisah, Sales Eksekutif Ritel (SR) Pertamina Tarakan, Imam Bukhari justru mengatakan sebaliknya, ia mengklaim tidak ada kendala proses pendistribusian BBM ke Bulungan. Bahkan, di sisi suplai ada peningkatan yang cukup signifikan. “Tidak ada kendala. Dari sisi suplai premium justru kami tingkatkan lebih dari 50 persen,” singkat Imam melalui pesan WhatsApp miliknya.
Sebelumnya, Imam mengatakan, demi kelancaran proses distribusi BBM, Pertamina menyiapkan tujuh unit armada. Lima armada berkapasitas 16 kiloliter (kl), dua di antaranya berkapasitas 10 kl. Armada ini aktif mengangkut BBM ke Bulungan atau di dua SPBU di Tanjung Selor dan satu SPBU Mini di Salimbatu, Tanjung Palas Tengah. Perihal penambahan armada menjadi bahan evaluasi Pertamina. Termasuk kondisi infrastruktur jalur darat yang dilalui membawa BBM tersebut. (isl/omg/eza)