31.7 C
Tarakan
Thursday, October 5, 2023

Rencanakan Sekolah Filial di Sungai Boh

TANJUNG SELOR – Pemerataan layanan pendidikan hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara). Utamanya di wilayah perbatasan dan pedalaman yang jauh dari fasilitas pendidikan.

Menyikapi persoalan itu, berbagai upaya tengah dilakukan oleh Pemprov Kaltara. Salah satunya dengan merencanakan untuk menyediakan sekolah filial di Kecamatan Sungai Boh, Malinau. Hal ini dinilai penting karena masyarakat setempat tidak dapat mengikuti pendidikan karena jauh.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara, Suriansyah mengatakan, saat ini data untuk sekolah filial di Kaltara ini sudah ada. Hanya saja untuk saat ini masih perlu di-update guna memastikan daerah mana saja yang perlu adanya sekolah filial.

“Pengawas kita ada di lapangan. Jadi saya yakin mereka akan mendata itu, terutama untuk SMA sederajat yang menjadi kewenangan provinsi,” ujar Suriansyah kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor beberapa hari lalu.

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penyelenggaraan Pendidikan saat ini sudah disetujui bersama antara legislatif dan eksekutif Kaltara. “Untuk menyusun sebuah program seperti sekolah filial atau lainnya, tentu data dan informasi menjadi hal utama yang paling penting untuk divalidkan terlebih dahulu,” tegasnya.

Baca Juga :  Saat Nataru, ASN Dilarang Cuti

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara, Teguh Henri Sutanto menambahkan, sekolah filial ini memang sedang dalam rancangan untuk memenuhi kebutuhan layanan pendidikan di daerah terpencil dan terisolasi.

“Jadi sekolah filial ini dibuka di mana wilayah itu tidak tersedia fasilitas layanan pendidikan. Nah, di Kaltara ini ada salah satu wilayah yang masyarakatnya tidak bisa mengikuti pendidikan karena jauh, yaitu di Sungai Boh. Tapi sekolah filial untuk di sini masih dalam rancangan,” bebernya.

Selain itu, lanjut Teguh, ada juga usulan untuk pembangunan sekolah kecil di daerah tersebut. Namun, untuk seperti apa teknisnya, sementara ini masih dikaji oleh pihaknya dengan mempertimbangkan berbagai aspek pendukungnya.

“Kemudian, kita juga akan menentukan titik-titik tertentu ketika memang di lingkungan masyarakat itu layah untuk dibangun sekolah. Tahun ini, Pemprov melalui DAK mendapatkan satu lokus untuk pengembangan SMK di Lumbis Ogong,” sebutnya.

Baca Juga :  DPRD Soroti 800 PJU di Tarakan Tak Berfungsi

Saat ini, semua yang dibutuhkan telah disiapkan. Sekolah ini nanti akan menampung peserta didik dari Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan dan Lumbis Ogong. Tapi dengan mempertimbangkan kondisi di Kaltara seperti di Lumbis Ogong, maka harus ada alternatif dengan menyiapkan asrama.

“Karena mereka jauh-jauh. Tidak bisa langsung pulang pergi. Insha Allah kita akan bangun asramanya nanti. Karena tahun ini baru penerimaan peserta didik baru, insha Allah tahun depan baru kita bangun asramanya,” kata Teguh.

Artinya ada siswanya dulu baru didata untuk melihat berapa yang jauh dan berapa yang dekat. Setelah itu baru dibangunkan asramanya. Ini dilakukan agar jangan sampai setelah dibangun, justru tidak ada siswanya. “Syarat untuk mendirikan sekolah, salah satunya minimal ada dua atau tiga SMP sebagai bahan input untuk siswanya nanti. Kan kalau tidak ada SMP, nanti siswanya dari mana,” tuturnya. (iwk/eza)

TANJUNG SELOR – Pemerataan layanan pendidikan hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara). Utamanya di wilayah perbatasan dan pedalaman yang jauh dari fasilitas pendidikan.

Menyikapi persoalan itu, berbagai upaya tengah dilakukan oleh Pemprov Kaltara. Salah satunya dengan merencanakan untuk menyediakan sekolah filial di Kecamatan Sungai Boh, Malinau. Hal ini dinilai penting karena masyarakat setempat tidak dapat mengikuti pendidikan karena jauh.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara, Suriansyah mengatakan, saat ini data untuk sekolah filial di Kaltara ini sudah ada. Hanya saja untuk saat ini masih perlu di-update guna memastikan daerah mana saja yang perlu adanya sekolah filial.

“Pengawas kita ada di lapangan. Jadi saya yakin mereka akan mendata itu, terutama untuk SMA sederajat yang menjadi kewenangan provinsi,” ujar Suriansyah kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor beberapa hari lalu.

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penyelenggaraan Pendidikan saat ini sudah disetujui bersama antara legislatif dan eksekutif Kaltara. “Untuk menyusun sebuah program seperti sekolah filial atau lainnya, tentu data dan informasi menjadi hal utama yang paling penting untuk divalidkan terlebih dahulu,” tegasnya.

Baca Juga :  Serikat Buruh Tak Ada Aksi di Hari Buruh, Dibungkam?

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara, Teguh Henri Sutanto menambahkan, sekolah filial ini memang sedang dalam rancangan untuk memenuhi kebutuhan layanan pendidikan di daerah terpencil dan terisolasi.

“Jadi sekolah filial ini dibuka di mana wilayah itu tidak tersedia fasilitas layanan pendidikan. Nah, di Kaltara ini ada salah satu wilayah yang masyarakatnya tidak bisa mengikuti pendidikan karena jauh, yaitu di Sungai Boh. Tapi sekolah filial untuk di sini masih dalam rancangan,” bebernya.

Selain itu, lanjut Teguh, ada juga usulan untuk pembangunan sekolah kecil di daerah tersebut. Namun, untuk seperti apa teknisnya, sementara ini masih dikaji oleh pihaknya dengan mempertimbangkan berbagai aspek pendukungnya.

“Kemudian, kita juga akan menentukan titik-titik tertentu ketika memang di lingkungan masyarakat itu layah untuk dibangun sekolah. Tahun ini, Pemprov melalui DAK mendapatkan satu lokus untuk pengembangan SMK di Lumbis Ogong,” sebutnya.

Baca Juga :  Putusan 5 Tahun Dinilai Masih Ringan, Imbransyah Dieksekusi ke Lapas

Saat ini, semua yang dibutuhkan telah disiapkan. Sekolah ini nanti akan menampung peserta didik dari Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan dan Lumbis Ogong. Tapi dengan mempertimbangkan kondisi di Kaltara seperti di Lumbis Ogong, maka harus ada alternatif dengan menyiapkan asrama.

“Karena mereka jauh-jauh. Tidak bisa langsung pulang pergi. Insha Allah kita akan bangun asramanya nanti. Karena tahun ini baru penerimaan peserta didik baru, insha Allah tahun depan baru kita bangun asramanya,” kata Teguh.

Artinya ada siswanya dulu baru didata untuk melihat berapa yang jauh dan berapa yang dekat. Setelah itu baru dibangunkan asramanya. Ini dilakukan agar jangan sampai setelah dibangun, justru tidak ada siswanya. “Syarat untuk mendirikan sekolah, salah satunya minimal ada dua atau tiga SMP sebagai bahan input untuk siswanya nanti. Kan kalau tidak ada SMP, nanti siswanya dari mana,” tuturnya. (iwk/eza)

Terpopuler

Artikel Terbaru