TANJUNG SELOR – Ketua Tim Penggerak PKK Kalimantan Utara (Kaltara), Rachmawati Zainal Paliwang menyebut Tanjung Palas, Bulungan layak dijadikan sebagai pusat kebudayaan. “Mari kita bersama-sama perjuangkan Tanjung Palas sebagai pusat kebudayaan suku Bulungan,” ujar Rachmawati.
Hal itu disampaikan kala menghadiri halalbihalal Forum Komunikasi Ane’ Belungon (FKAB) bersama Dedur Belungon Beselimpung di Ruma Raya (Rumah Besar Adat Bulungan, di Tanjung Palas, Bulungan.
Menurut istri Gubernur Kaltara, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang, S.H, M.Hum, itu bahwa Tanjung Palas menyimpan warisan sejarah dan kejayaan Kesultanan Bulungan masa lampau. “Yang mana beberapa situs sejarah dan bangunan monumental lainnya masih berdiri kokoh di Tanjung Palas sampai saat ini,” katanya.
Ia prihatin tentang keberadaan Kesultanan Bulungan, salah satu kerajaaan besar di Kalimantan yang pada 1964 mengalami pristiwa tragis, yakni pembakaran dan penjarahan tiga istana dan satu rumah adat oleh oknum militer dari antek PKI. “Percuma kita katakan di Bulungan ada kerajaannya, tetapi tidak ada situs-situs yang kita kunjungi kebanyakan di luar daerah. Semestinya kita menghidupkan bersama situs Kesultanan Bulungan,” ujarnya.
Rachmawati berharap, ke depan dengan perkembangan dan kemajuan Tanjung Selor sebagai pusat pemerintahan dan bisnis sekaligus ibu kota Provinsi Kaltara, Tanjung Palas menjadi daerah khusus yang hidup dari sektor pariwisata dan kebudayaannya.
Untuk diketahui, Tanjung Selor dan Tanjung Palas secara administratif adalah dua kecamatan di Kabupaten Bulungan. Keduanya dipisah dan dibatasi secara administratif. Pemisahnya adalah Sungai Kayan. (dkisp/adv/lim)