TARAKAN- Meski masih dinyatakan kondusif, namun sosialisasi penguatan moderasi beragama oleh Kementerian Agama Tarakan dinilai perlu. Apalagi Bumi Paguntaka memiliki 6 agama yang memerlukan persatuan dalam membangun bangsa.
Kepada Radar Tarakan, Kepala Kementerian Agama Tarakan, Shaberah menuturkan, tahun ini pihaknya menggelar sosialisasi penguatan moderasi beragama di tingkat Kecamatan Tarakan Barat. Sebab sebelumnya pihaknya telah menggelar kegiatan yang sama di wilayah Tarakan Timur.
“Jumlah peserta yang hadir ada 40 orang dari 6 agama kecamatan Tarakan Barat,” uuar Shabera.
Kegiatan dengan sub tema membangun literasi keagamaan lintas budaya menuju kampung moderasi ini, menghadirkan tiga narasumber di antaranya Syamsi Sarman dengan judul paparan nilai-nilai universial agama; sketsa kehidupan keberagamaan di Indonesia oleh Kalposek Tarakan Barat, dan nilai moderasi dalam perspektif teologis agama (spesifik tiap agama) oleh Shaberah.

“Kegiatan ini setiap tahun dilaksanakan. Kemarin (tahun lalu) Tarakan Timur, tahun ini Tarakan Barat, tahun depan Tarakan Tengah atau Utara,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Shaberah mengucapkan terima kasih kepada peserta yang telah hadir. Kegiatan sosialisasi ini, lanjut Shaberah serentak dilaksanakan di Indonesia dan menyasar wilayah di kabupaten kota.
Shaberah berharap sosialisasi ini dapat dipahami, dimengerti dan dilakukan masyarakat dalam kehidupan bernegara. Ia juga ingin agar masyarakat dapat mencapai keharmonisan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Apalagi Indonesia saat ini memiliki 6 agama.
“Mudah-mudahan rencana kami di Tarakan Barat akan membuat kampung moderasi di kelurahan Karang Anyar. Kami sedang menunggu juknis yang diterbitkan Kanwil, biar jelas aturannya. Setelah ini kami akan bergerak,” bebernya.
Shaberah berharap agar Karang Anyar dapat menjadi salah satu contoh kampung moderasi di Tarakan karena memiliki kawasan majemuk dan banyak bangunan rumah ibadah.
“Ini harapan kami agar bisa menjadi contoh. Ini perlu disosialisaikan ke masyarakat untuk menghindari orang-orang ekstrem dalam beragama. Moderasi itu kan moderat, artinya tidak berat sebelah. Ini yang kita harapkan agar memahami tentang moderasi agama,” pungkasnya. (*)